REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), memastikan akan tetap menutup lokalisasi prostitusi Dolly pada Juni 2014. Pemkot Surabaya bahkan telah mengajukan anggaran untuk rehabilitasi Dolly.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa ia telah bertemu pihak Kementerian Sosial (Kemensos) Indonesia untuk memastikan bahwa anggaran untuk rehabilitasi Dolly selesai sebelum tempat prostitusi itu ditutup pada bulan Juni.
Saat ini, kata Risma, pemkot Surabaya, pemerintah provinsi dan Kementerian Sosial terus memverifikasi jumlah PSK di Dolly. Dia menyebutkan sekitar seribua pekerja seks komersial (PSK) Dolly, tercatat sebanyak 375 PSK yang sudah sudah terverifikasi untuk program rehabilitasi tersebut.
Dia menjelaskan, proses verifikasi sempat terhenti karena pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) legislatif 2014. Nantinya jika anggaran itu cair maka dipergunakan untuk program rehabilitasi berupa pemberian bekal sebelum para PSK pulang ke kampung halaman atau beralih ke profesi lain.
Rencananya, setiap PSK nantnya mendapat dana sebesar Rp 5 juta. Rehabilitasi yang juga dilakukan berupa pemberian latihan ketrampilan seperti menjahit dan beberapa keahlian lain. Sehingga, ketika sudah tidak lagi menjadi PSK, mantan PSK Dolly bisa hidup dari ketrampilan yang dimiliki.
‘’Untuk nilai anggaran (untuk rehabilitasi Dolly) masih diverifikasi oleh Kemensos, namun kami berharap anggaran itu cair sebelum Juni,’’ katanya saat ditemui wartawan di Surabaya, Jumat (11/4).
Sehingga, dia melanjutkan, penutupan Dolly dapat benar-benar dilakukan sebelum puasa yaitu Juni 2014. Dia menambahkan, sebenarnya warga di daerah itu mau diajak untuk menutup Dolly. Namun, dia melanjutkan mereka takut karena diancam dibunuh.
Sayangnya Risma tidak menyebutkan diapa orang yang mengancam untuk membunuh warga Dolly itu. Kendala lain yang dihadapi pihaknya adalah jumlah PSK yang banyak yaitu sekitar 1.000 PSK. Sebelumnya, sudah ada empat lokalisasi yang sudah ditutup oleh Pemkot Surabaya. Tempat-tempat itu diantaranya Sememi, Morokrembangan, Klakahrejo, dan Dupak Bangunsari.