Ahad 13 Apr 2014 17:51 WIB

Harga Cabai Keriting di Rejanglebong Turun

Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, REJANGLEBONG -- Harga jual cabai merah keriting di Kota Curup, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, dalam sepekan belakangan kembali mengalami penurunan dari Rp20.000 menjadi Rp12.000 - Rp14.000 perkilogram.

"Harga jual cabai merah keriting sejak seminggu belakangan turun drastis, jika seminggu lalu masih Rp20.000 per kg saat ini untuk cabai kualitas bagus hanya berkisar Rp14.000 dan kualitas sedang Rp12.000 per kg. Harganya turun karena kalah bersaing dengan cabai dari luar daerah yang masuk ke Curup," kata Sumiyati (40) salah seorang pedagang sayuran di kawasan Pasar Atas Curup, Ahad.

Turunnya harga cabai merah keriting di daerah tersebut kata dia, terjadi sangat cepat dan sebaliknya bisa naik dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan, hal ini akibat pengaruh masuknya cabai dari luar daerah seperti Jawa, Lampung, Palembang, Jambi serta daerah lainnya dengan kualitas lebih bagus.

Cabai merah dari luar daerah ini bentuknya kecil-kecil serta kandungan airnya sedikit, sedangkan cabai asal daerah itu bentuknya besar-besar dan banyak mengandung air.

Sementara itu harga jual harga jual cabai rawit tambah dia, saat ini masih bertahan di kisaran Rp30.000 per kg. Harga cabai rawit ini stabil terhitung sejak akhir 2013 lalu hingga saat ini.

Turunnya harga jual cabai merah keriting di daerah tersebut dikeluhkan petani salah satunya adalah Agus Susilo (28) warga Desa Teladan, Kecamatan Curup Selatan, karena di tingkatan petani harganya hanya berkisar Rp5.000 sampai Rp7.000 per kg.

"Modal utama saya kemarin sekitar Rp2 juta, masing-masing untuk beli pupuk, obat-obatan, bibit dan upah penggarapan lahan. Pendapatan kali ini cuma bisa balik modal. Selain harga jual cabai yang turun saat ini banyak tanaman petani yang mati akibat diserang penyakit, jika harganya semakin turun bakalan banyak petani yang tidak bisa menanam cabai lagi karena modalnya habis," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement