REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pendukung Persipasi Kota Bekasi, Jawa Barat, yang tergabung dalam Supporter Bekasi (Sobex) menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor pemerintah setempat pascadibubarkannya klub favorit mereka.
"Sudah lama pendukung menunggu Persipasi berlaga di Divisi Utama dan mengincar promosi ke Liga Super. Sia-sia perjuangan para pemain selama ini jika tim harus berakhir setragis ini," kata koordinator Sobex, Angga, di sela unjuk rasa, Selasa.
Keputusan PT Patriot Indonesia untuk membubarkan Persipasi tersebut memicu kekecewaan para pendukung yang melampiaskannya dengan berorasi di gerbang barat Kompleks Pemkot Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Nomor 1, Bekasi Selatan.
Sekitar seratusan pendukung "Laskar Patriot" meminta Pemkot Bekasi mencabut larangan penggunaan Stadion Patriot agar Persipasi bisa bertanding di sana.
"Memangnya mau diapakan stadion sebesar dan sebagus itu kalau tidak boleh digunakan oleh Persipasi," katanya.
Mewakili para pendukung lainnya, ia meminta Pemkot Bekasi mau memperbolehkan Persipasi bermain di Stadion Patriot agar bisa tetap berkompetisi di Divisi Utama PSSI.
"Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi harus bertanggung jawab atas pembubaran ini," katanya.
Massa yang berorasi selama 30 menit dengan kawalan puluhan polisi itu membubarkan diri secara tertib tanpa adanya mediasi dengan perwakilan Pemkot Bekasi.
CEO PT Patriot Indonesia, Yulianto, mengungkapkan alasan dibubarkannya Persipasi berikut ofisialnya dikarenakan larangan penggunaan stadion oleh pemerintah setempat.
"Pembubaran Persipasi terhitung mulai hari ini karena dukungan pemerintah sama sekali tidak ada dengan dikeluarkannya larangan itu," katanya.
Pelarangan penggunaan Stadion Patriot di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan itu dikeluarkan Pemkot Bekasi berdasarkan kajian ketidaklayakan bangunan. Stadion berkapasitas 30 ribu penonton itu baru 60 persen terbangun sehingga rawan memicu gangguan keamanan.