REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Palestina, Selasa (22/4) waktu setempat, meremehkan ancaman pembubaran pemerintah Palestina dukungan Barat, yang merupakan teman bicara Israel, jika pembicaraan perdamaian dukungan Amerika Serikat tetap buntu.
"Tidak ada warga Palestina berbicara tentang prakarsa membubarkan pemerintah Palestina," kata ketua perunding Saeb Erakat kepada AFP.
"Tapi, tindakan Israel telah menihilkan semua unsur hukum, politik, keamanan, ekonomi dan kegiatan pemerintah otoritas Palestina," katanya.
''Perunding Palestina memperingatkan bahwa mereka mungkin menyerahkan tanggung jawab mengatur wilayah dudukan kembali ke Israel jika pembicaraan perdamaian tetap terhenti,'' kata pejabat tinggi Palestina pada Minggu.
Ia menyatakan Palestina mengatakan kepada utusan perdamaian Amerika Serikat, Martin Indyk, bahwa jika Israel tidak membebaskan tahanan asal Palestina seperti disepakati dan membekukan pembangunan permukiman, mereka dapat membubarkan pemerintah yang dibentuk setelah kesepakatan perdamaian Oslo pada 1990 untuk membuka jalan menuju pembentukan negara merdeka.
Wanita juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Jennifer Psaki, mengecam ancaman itu dengan menyebutnyha "ekstrim" dan memperingatkan bahwa tindakan seperti itu akan memengaruhi bantuan negara adidaya tersebut kepada Palestina.
Di sisi Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuduh pemerintah Palestina membahayakan upaya perdamaian.