REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR- Tiga orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan India di Kashmir, Jumat, sehari setelah seorang petugas pemilu setempat dibunuh di wilayah itu. Tidak jelas apakah orang-orang yang tewas itu melancarkan serangan Kamis di Kashmir Selatan, dimana satu petugas pemilu tewas dan lima lain cedera, namun bentrokan itu berlangsung di daerah yang sama.
"Tiga militan tewas dalam tembak-menembak sengit di daerah Shopian di Kashmir Selatan dimana seorang petugas pemilu tewas kemarin malam," kata kepala kepolisian Kashmir Selatan, Vijay Kumar, kepada Reuters.
"Kami masih menyelidiki apakah mereka kelompok sama yang melancarkan serangan kemarin malam," tambahnya. Korban-korban tewas itu adalah anggota Hizbul Mujahideen, sebuah kelompok separatis Kashmir, kata Kumar.
Lebih dari 47.000 orang terdiri dari warga sipil, militan dan aparat keamanan tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an. Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.
New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Perbatasan de fakto memisahkan zona-zona Kashmir antara yang dikuasai India dan Pakistan. Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.
Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan. New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.
India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.
Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.