REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mengawali pendaftaran diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) ternyata bukan Joko Widodo (Jokowi) atau kandidat capres lainnya. Pada Jumat (16/5) siang, pasangan Raung dan Umba mendatangi kantor KPU dan mendaftarkan diri sebagai capres dan cawapres.
Raung maju sebagai capres, sementara Umba mendampingi sebagai cawapres. Mereka tiba di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol 29 Jakarta Pusat, pukul 10.10 WIB. Kedatangan mereka diterima langsung oleh Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay.
Lalu, siapakah Raung dan Umba. Selama ini nama keduanya belum pernah terdengar dalam bursa capres dan cawapres yang semakin menghangat. "Raung adalah Harimau Sumatera, dan Umba adalah Lumba-lumba. Kedua tokoh itu adalah maskot yang merepresentasikan lingkungan hidup Indonesia," kata Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Arifsyah Nasution.
Menurut Arifsyah, kedua maskot itu didaftarkan ke KPU karena selama ini belum ada kandidat capres dan cawapres yang menyampaikan komitmennya terhadap perlindungan dan pemulihan lingkungan hidup Indonesia. Padahal, lingkungan Indonesia saat ini terus mengalami kerusakan.
"Harimau Sumatera telah kehilangan keluarganya akibat kebakaran hutan dan kehilangan separuh habitatnya," ujarnya.
Berdasarkan data Greenpeace, lanjut Arifsyah, Indonesia telah kehilangan 15,8 persen juta hektar hutan pada 2002-2012. Dalam kurun waktu 2011-2012 kerusakan tersebut mencapai level tertinggi. Begitu pula halnya dengan lumba-lumba. Saat ini lumba-lumba kehilangan laut bersih akibat pembuangan minyak kotor ke laut.
Karena itu, Arifsyah meminta agar KPU menyampaikan visi dan misi Raung dan Umba kepada partai politik. Sehingga pasangan capres dan cawapres benar-benar berkomitmen terhadap pelestarian hutan dan laut Indonesia.
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menyambut baik kehadiran Raung dan Umba beserta aktivis Greenpeace tersebut. Hadar menjanjikan akan menyampikan visi dan misi lingkungan Indoneska itu kepada parpol yang mengusung bakal capres dan cawapres.
"Silakan berikan kami masukan apa yang harus dilakukan dalam penyelenggran Pilpres," ujar Hadar.