REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) tengah memperhatikan peningkatan utang luar negeri swasta. Utang luar negeri swasta meningkat lebih tinggi dari utang luar negeri pemerintah.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, utang luar negeri meningkat di negara berkembang selama enam bukan terakhir. Termasuk Indonesia.
"Tingkat tingginya utang swasta di negara-negara berkembang perlu diperhatikan. Indonesia juga diperhatikan," ujar Agus, Senin (19/5).
Agus mengatakan, tingginya utang memberikan risiko. Terutama dalam kondisi saat ini ketika Bank Sentral AS berencana menaikan suku bunga setelah stimulus moneter selesai.
"Ketika quantitative easing, utang bunga murah. Kalau di 2015 bunga naik, gimana kesiapannya," ujarnya.
Menurut dia, korporasi yang memiliki banyak utang luar negeri memiliki risiko pemburukan balance sheet karena risiko nilai tukar.
Hingga Februari 2014, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar 265 miliar dolar AS. Swasta memiliki catatan utang lebih besar dibanding pemerintah.
Utang luar negeri swasta tercatat sebesar 141 miliar dolar AS. Sedangkan utang luar negeri pemerintah sebesar 124 miliar dolar AS.