REPUBLIKA.CO.ID, KIDAL -- Sebanyak 28 sandera yang diculik oleh pemberontak Tuareg di utara Mali pada Sabtu lalu telah dibebaskan. PBB mengatakan para sandera tersebut mayoritas merupakan PNS yang diculik oleh para pemberontak ketika melancarkan serangannya di Kota Kidal, bertepatan dengan kunjungan perdana menteri.
Dilansir dari BBC, saat itu Moussa Mara tengah melakukan kunjungannya untuk kembali menggelar pembicaraan damai dengan para pemberontak. Meskipun begitu, belum ada pernyataan adanya negosiasi dibalik pembebasan para sandera tersebut.
Namun, pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan para sandera dalam keadaan yang baik. "Kami baru saja mengambil kembali para sandera. Mereka dalam kondisi baik, dua di antaranya terlihat kelelahan," kata seorang pejabat dari pasukan PBB yang dikenal sebagai Minusma.
Sebelumnya, sebanyak 32 tawanan telah diculik pada Sabtu lalu, namun empat di antaranya yang terluka segera dibebaskan pada hari yang sama. Kelompok pemberontak MNLA menegaskan dalam pernyataannya bahwa anggotanya telah membebaskan tawanan lainnya kepada para pekerja sosial dan penjaga perdamaian.
Menurut seorang juru bicaranya, tindakan tersebut merupakan tindakan kemanusiaan. Sementara pihak militer mengatakan delapan tentaranya dan 28 pemberontak telah tewas dalam pertempuran yang terjadi pada Sabtu lalu.
Namun, MNLA membantah bahwa anggotanya telah tewas. Sedangkan, para pejabat mengatakan pasukan penjaga perdamaian Senegal juga telah tewas.
Pemberontak tetap melanjutkan upayanya menduduki kantor pemerintahan di Kidal. Pada 2012, pemberontak Tuareg di utara Mali memicu adanya kudeta militer.