Kamis 05 Jun 2014 20:07 WIB

Awas, Punya Tanah di Jakarta Bisa Dicaplok Orang!

Rep: c85/ Red: Asep K Nur Zaman
Lahan kosong di Jakarta yang semakin langka.
Foto: Republika
Lahan kosong di Jakarta yang semakin langka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang ingin punya tanah di Jakarta. Tapi lahan yang ada amatlah sempit dibanding dengan perminataan pasar. Nah, bagi yang sudah punya tanah, jangan pula ongkang-ongkang kaki dan lalai menjaganya.

 "Jakarta kan sempit. Tapi banyak orang ingin punya tanah di Jakarta. Jadi kalau saudara punya tanah di Jakarta, dijaga baik-baik. Nanti dicaplok orang," ujar Johnson Timbul, kepala Bidang Pengendalian Suku Dinas Tata Ruang Jakarta Barat, sambil terbahak, Kamis (5/6).

Johnson ditemui Republika terkait masalah tata ruang. Sebagaimana diketahui, DKI Jakarta sedang melaksanakan pembangunan besar-besaran. Namun ada satu masalah klasik yang menjadi kendala dalam upaya perwujudan tata ruang Ibu Kota ini yang sesuai dengan rancang bangun pemerintah.

Permasalahan pembebasan lahan hingga kini menjadi tugas berat pemerintah dalam menuju tata kota yang apik. ''Ini sudah menjadi pekerjaan rumah pemerintah sejak lama. Semua dilakukan bertahap, tidak langsung bertindak sepihak," kata

Dia merasa bahwa faktor pendorong susahnya pembebasan lahan di Jakarta, karena lahan yang semakin terbatas.," jelasnya sambil tertawa.

Johnson menambahkan bahwa pihaknya berperan sebagai "penasihat" dalan merancang tata ruang kota yang baik. "Kami sebatas memberi arahan tentang lokasi atau tata guna lahan yang seharusnya bagaimana. Tapi eksekusi bukan di kami," jelasnya.

Johnson menambahkan, ke depannya pembangunan DKI Jakarta akan dipusatkan di sentra timur dan barat. "Kenapa tidak di selatan, karena di sana tata guna lahannya untuk daerah resapan air. Kenapa tidak di utara, karena di sana fokus untuk fungsinya sebagai pelabuhan," tuturnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement