REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Penutupan komplek pelacuran Dolly, dikhawatirkan berdampak pada eksodus kalangan mucikari dan pekerja seks komersial (PSK) nya ke Bali.
Gubernur Made Mangku Pastika pun mengingatkan, agar lembaga adat di Bali ikut mewaspadai dan mengawasinya. "Pendekatannya adalah memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat," kata Pastika, Jumat (20/6).
Hal itu dikemukakan Pastika di Denpasar, di sela-sela membuka Pelatihan Aplikasi Regulasi Otonomi Daerah. Pastika mengingatkan, agar orang Bali jangan menerima atau menampung eksodan Dolly dan jangan menjadi konsumennya.
Sebagaimana diketahui, pusat prostitusi Dolly ditutup Pemkot Surabaya, 18 Juni lalu. Bali dikhawatirkan, menjadi salah satu tujuan eks penghuni Dolly untuk melanjutkan usaha prostitusinya.