Senin 07 Jul 2014 13:04 WIB

Merkel: Tuduhan Mata-Mata AS Serius

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Angela Merkel
Foto: Reuters/Thomas Peter
Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan tuduhan AS yang menyebut seorang pria Jerman bekerja sebagai agen ganda untuk intelijen AS sangat serius.  Ia pun mengatakan, jika  hal ini benar, maka hal ini sangat berkontradiksi dengan kerjasama antara partner.

Pernyataannya ini disampaikannya dalam kunjungannya ke Beijing, dilansir dari Reuters. Sejauh ini, Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri menolak menanggapi penahanan karyawan agen intelijen luar negeri BND Jerman yang berusia 31 tahun itu. Berdasarkan sumber intelijen dan politik, pria tersebut mengakui memberikan dokumen ke koneksi Amerika Serikat.

Penahanan karyawan intelijen Jerman atas tuduhan mata-mata untuk Amerika Serikat ini menyebabkan keributan antara politisi Jerman. Menteri luar negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier pun meminta klarifikasi Washington atas kondisi tersebut.

“Jika laporan itu benar, maka kita tidak membicarakan hal yang sepele,” katanya dalam kunjungannya ke Mongolia.

Sebelumnya, duta besar AS untuk Jerman John B Emerson mengumpulkan pejabat menteri luar negeri Jerman untuk membahas penahanan karyawan intelijen luar negeri Jerman (BND) yang berusia 31 tahun dan mengaku telah menjadi mata-mata untuk Amerika Serikat.  

Tabloid Jerman Bild melaporkan pria tersebut telah menjadi agen ganda selama dua tahun. Selama itu ia menukarkan dokumen rahasia senilai 34.100 dolar AS. Reaksi terkeras sejauh ini berasal dari Presiden Jerman Joachim Gauck. “Jika tuduhan mata-mata telah dikonfirmasi, maka harus ada yang mengatakan sudah cukup,” katanya.

Angela Merkel pada Minggu juga menyatakan keterjutannya dan kekecewannya atas kemungkinan keterlibatan intelijen AS dalam skandal spionase BND. Oktober lalu, Merker tampak murka setelah mengetahui ia telah dimata-matai oleh NSA sejak 2012. Ia mengatakan dugaan mata-mata tersebut tak dapat diterima.

sumber : Reuters, Russia Today
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement