REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan aksi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Jumat. Aksi itu digelar untuk mendorong pemerintah Indonesia segera terlibat dalam persoalan yang dihadapi Palestina.
"Kontribusi Indonesia adalah peluang emas bagi Presiden Susilo Bambang Yudoyono untuk mencatatkan tinta terakhir bagi perdamaian dunia, serta terlibat
aktif bagi kemerdekaan dan kedaulatan Palestina," kata Koordinator aksi Ardio Sagita di sela aksi tersebut.
Menurut dia, Indonesia yang saat ini memiliki posisi sebagai anggota Dewan Keamanan tidak tetap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seharusnya dapat memainkan perannya.
"Indonesia bisa mendesak anggota (PBB) yang lain untuk menetapkan resolusi gencatan senjata," kata dia.
Selain itu, ia mengatakan, melalui PBB Indonesia bisa mengirimkan tentaranya sebagai pasukan penjaga perdamaian, dengan tujuan melindungi warga Palestina. Ia menilai, PBB sebagai otoritas tertinggi internasional belum mengeluarkan sikap yang tegas.
"PBB seharusnya lebih aktif dalam penyelesaian konflik, bahkan sudah saatnya menerjukan pasukan perdamaian. Bahkan harus berani menyeret Israel dalam pengadilan HAM internasional," katanya.
Masyarakat Indonesia, menurut dia, juga sudah seharusnya memiliki kepedulian dan perhatian besar terhadap serangan sporadis yang dialami warga Palestina.
"Persoalan di Palestina, bukan persoalan kepentingan suku, ras, atau bahkan agama, melainkan persoalan kemanusiaan secara universal," kata dia.
Aksi puluhan mahasiswa berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta tersebut juga disertai dengan penggalangan dana untuk membantu masyarakat Palestina dari pengguna jalan yang melintas di sekitar Titik Nol Kilometer Yogyakarta.