REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kasus tewasnya dua personel polisi oleh kelompok bersenjata di Papua, Senin (28/7) menunjukan belum ada kemajuan berarti dalam penyelesaian konflik di sana. Demikian dikemukakan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.
Menurut Siti Zuhro, ada pendekatan yang harus dirubah dalam menangani masalah gangguan keamanan di Papua. Selama ini, menurut dia, pemerintah masih menekankan pada pembangunan ekonomi dan politik.
Padahal menurut dia, dengan kondisi Papua yang beragam dalam hal suku, penting juga untuk mengembangkan pendekatan sosiologi dan antropololgi. “Harus dibuat langkah strategisnya. Penelitian sudah sangat banyak, mulai soal pendidikan hingga nilai-nilai budaya lokal. Tinggal political will-nya,” ujar Siti Zuhro, dihubungi Selasa (29/7).
Siti Zuhro menambahkan, karena masalah serius yang terjadi di Papua, Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) bisa saja membentuk divisi khusus untuk menangani masalah tersebut. Selanjutnya, menurut dia, pendekatan harus dilakukan secara sinergis dengan lembaga-lembaga yang lain.
“Kemendagri, Kemen Polhukam, Kemendikbud harus memperjelas koordinasi. Butuh keseriusan jika pemerintah ingin menyelesaikan masalah di Papua,” kata dia.