Kamis 07 Aug 2014 01:30 WIB

'Geram Jateng' Sebut Pilpres 2014 Penuh Kecurangan

Sidang perdana perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (6/8).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sidang perdana perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Aliansi Gerakan Rakyat Menggugat Jawa Tengah (Geram Jateng) menilai pelaksanaan seluruh tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 penuh dengan kecurangan dan jauh dari asas pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur serta adil.

Penilaian atas pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 disampaikan ratusan massa dari Aliansi Geram Jateng saat berunjuk rasa di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah di Jalan Veteran Semarang, Jawa Tengah, Rabu.

Koordinator aksi, Johan Untung, mengatakan bahwa pelaksanaan Pemilu Presdien 2014 di berbagai daerah diwarnai dengan berbagai bentuk kecurangan, namun terkesan adanya pembiaran oleh penyelenggara.

"Kami secara tegas menolak dan menggugat terjadinya kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif dalam Pilpres 2014," katanya saat berorasi pada unjuk rasa yang mendapat pengamanan ketat dari kepolisian.

Menurut dia, tahapan Pemilu Presiden 2014 belum selesai, meskipun KPU telah melakukan rekapitulasi secara nasional dan menetapkan pemenang.

"Keputusan final terkait Pilpres 2014 berada di Mahkamah Konstitusi, untuk itu semua pihak kami minta menghormati proses konstitusi itu, dengan tidak membangun opini yang menyesatkan masyarakat seolah pilpres sudah selesai dan sudah ada pemenangnya," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement