Sabtu 16 Aug 2014 19:31 WIB

Masyarakat Diminta Bentengi Mahasiswa Malang dari Godaan ISIS

  Warga keturunan Kurdi dan golongan Yazidi berunjuk rasa menolak ISIS di Frankfurt, Jerman, Sabtu (9/8).
Foto: EPA/Boris Roessler
Warga keturunan Kurdi dan golongan Yazidi berunjuk rasa menolak ISIS di Frankfurt, Jerman, Sabtu (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang, Jawa Timur, mengajak seluruh lapisan masyarakat di daerah itu untuk membentengi pelajar dan mahasiswa dari segala godaan jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Pelajar dan mahasiswa (generasi muda), termasuk di Kota Malang menjadi salah satu sasaran terbesar penyebaran ideologi tersebut karena di kota ini jumlah mahasiswa dan pelajarnya mencapai ratusan ribu jiwa. Kondisi ini sangat rawan sehingga harus ada benteng yang kuat dari masyarakat," kata Kepala Bakesbangpol Kota Malang, J. Hartono, Sabtu.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Malang untuk menangkal dan membentengi generasi muda dari pengaruh ISIS tersebut, kata dia, di antaranya bekerja sama dengan berbagai organisasi, tokoh agama, karang taruna, dan tokoh masyarakat.

Salah satu kegiatan berbagai elemen masyarakat untuk menangkal masuknya aliran yang mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tersebut, lanjut dia, adalah melakukan penanaman nilai-nilai luhur Pancasila dan kebangsaan.

Menurut Hartono, dirinya beberapa kali menerima informasi bahwa jaringan ISIS sudah mulai menyasar siswa (pelajar) dan mahasiswa, bahkan pernah ditemukan bendera ISIS ditempel di kawasan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang.

Namun, setelah dicek dan dikonfirmasi kepada masyarakat, ternyata bendera itu sudah sangat lama, tetapi warga tidak tahu kalau itu bendera ISIS.

"Sekarang sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat agar segera melapor jika menemukan kelompok yang melakukan kegiatan mencurigakan di wilayahnya, apalagi kalau ada dugaan itu gerakan ISIS," tegasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement