REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat kawasan pantai selatan mewaspadai gelombang tingi yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
"Sebenarnya masyarakat pantai selatan sudah familier dengan gelombang tinggi ini karena siklusnya tiap tahun seperti itu, namun tetap harus lebih waspada akan bahayanya," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto, Ahad.
Menurut dia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geifisika (BMKG) Yogyakarta memprakirakan gelombang tinggi di pantai selatan masih mungkin terjadi hingga 19 Agustus dengan ketinggian sekitar tiga meter.
"Oleh sebab itu, mau tidak mau masyarakat pesisir lebih waspada juga meningkatkan kesiapsiagaan karena setiap saat bisa terjadi gelombang tinggi apakah itu siang hari maupun malam hari tergantung cuaca," kata Dwi Daryanto.
Ia mengatakan, gelombang tinggi yang melanda kawasan pantai selatan sejak beberapa hari terakhir ini memang sempat meresahkan warga pemilik warung makan di kawasan Pantai Depok, Parangtritis karena air pasang sampai masuk rumah.
"Kalau laporan kerusakan sejauh ini belum ada, karena air hanya masuk ke warung, belum sampai merusak bangunan, ya hanya sekader menggeser barang-barang yang ada di situ (warung), untuk kerusakan bangunan belum," katanya.
Menurut dia, kondisi gelombang tinggi saat ini juga mengganggu aktivitas nelayan, karena sejak beberapa bulan terakhir ini sebagian besar nelayan dilaporkan tidak melaut karena cuaca tidak menguntungkan untuk pelayaran.
"Aktivitas nelayan terganggu, akan tetapi kan kadang-kadang mereka (nelayan) lebih punya ilmu 'titen' sendiri, untuk menentukan berani melaut atau tidak mereka punya naluri untuk itu," katanya.
Sementara itu, untuk meminimalkan kejadian yang tidak diinginkan akibat bahaya gelombang tinggi, pihaknya berkoordinasi dengan Tim SAR terutama dalam pengawasan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai.