REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gencatan senjata 24 jam baru mulai diberlakukan di Jalur Gaza Selasa setelah para perunding Israel dan Palstina sepakat memperpanjang gencatan senjata lima hari, beberapa menit sebelum batas waktu tengah malam, untuk mengizinkan perundingan lebih jauh mengenai satu perjanjian jangka panjang.
Berita-berita perpanjangan gencatan senjata itu dari Kairo muncul Senin malam di mana para penengah Mesir mendesak kedua pihak memberikan satu keputusan akhir untuk mengakhiri pertumpahan darah berminggu-minggu di Gaza, yang menewaskan lebih dari 2.000 warga Palestina dan 67 warga Israel sebagian besar tentara.
Pengumuman itu dikonfirmasikan kedua pihak hanya beberapa menit sebelum gencata senjata lima hari berakhir tengah malam waktu setempat (04.00 WIB Selasa). "Kedua pihak sepakat bagi gencatan senjata 24 jam," kata seorang pejabat senior Palestina kepada AFP di Kairo.
Israel juga mengonfirmasikan menyetujui perpanjangan itu untuk mengizinkan perundingan mengenai satu perjanjian jangka panjang.
"Menjawab satu permintaan Mesir, Israel setuju memperpanjang gencatan senjata selama 24 jam guna melanjutkan perundingan" bagi satu gencatan senhata yang lebih kekal, kata seorang pejabat pemerintah.
Perundingan-perundingan di Kairo dipusatkan pada satu usul Mesir yang memenuhi beberapa tuntutan Palestina, seperti melonggarkan blokade delapan tahun Israel atas Gaza tetapi menolak membicarakan masalah-masalah pelik lainnya.
Hamas yang merupakan anggota delegasi Palestina, juga mengatakan pihaknya menyetujui permintaan Mesir untuk menghentikan serangan selama 24 jam.
Perundingan-perundingan itu menghadapi kesulitn-kesulitan karena sikap keras kepala Israel, dan perpanjangan gencajata senjata 24jam itu sebagai hasil permintaan para penengah," kata anggota politbiro Hamas Izzat al-Rishq di Twitter.
Azzam Al-Ahmad, ketua delegasi perunding Palestina mengemukakan kepada wartawan di Kairo: "Kita harus mengambil kesempatan pada setiap menit dalam 24 jam ke depan sampai kita mencapai satu perjanjian atau aksi kekerasan akan terus berlangsung kembali."
Pihak-pihak yang berperang telah menghadapi tiga pilihan -- mencapai satu perjanjian jangka panjang, menyetujui satu perpanjangan gencatan senjata lagi atau menghadapi risiko berkobarnya kembali perang, yang telah menghancurkan wilayah pantai Mediterenia yang berpenduduk padat itu.
Sebelumnya, seorong anggota senior delegasi Palestina menegaskan ada "kemajuan" menyangkut kesepakatan satu gencatan senjata yang lebih langgeng, dengan kedua pihak menunjukkan "satu tingkat keluwesan yang besar".
"Kedua delegasi itu kini sedang berkonsultusi dengan para pemimin mereka,"tambahnya.
Hamas berulang-ulang mmperingatkan bahwa pihaknya tidak akan memperpanjang gencatan senjata sementara lagi, mendesak bagi penyelesaian segera yang memungkinkannya untuk mengklaim konsesi-konsesi dari Isrel setelah perang empat pekan , yang dimulai Juli.
Tetapi seorang pejabat senior dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan gerakan Islam it nampaknya telah mengubah sikapnya setelah satu pertemuan akhir pekan lalu antara pemimpin Hamas di pengasingan Khaled Meshaal dan pejabat senior Palestina Saeb Erakat."Tampaknya Hamas dan Jihad Islam akan menyetujui usul Mesir," katanya kepada AFP.
Usul-usul itu menyerukan kedua pihak segera melaksanakan gencatan senjata dan termasuk ketentuan-ketentuan menyangkut pembukaan perbatasan-perbatasan untuk mengizinkan perjalanan tanpa hambatan orang, barang-barang dan bahan-bahan bangunan serta satu pasal mengenai penanganan krisis kuangan di wilayah itu.
Tetapi usul itu menangguhkan sebulan diskusi-diskusi menyangkut masalah-masalah paling pelik seperti pembangunan satu pelabuan laut dan bandar udara di Gaza "setelah ketenangan dan stabilitas pulih kembali, serta perundingan menyangkut pertukaran mayat dua tentara Israel bagi pembebasan para tahanan Palestina.