REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah Bartholomeus Tandigala mengatakan hingga kini belum ada data mengenai jumlah kerugian akibat banjir bandang di Kabupaten Banggai yang terjadi pada 10 Agustus 2014.
"Sampai hari ini kami belum mendapat laporan mengenai nilai kerugian banjir di Banggai," katanya di Palu, Rabu (20/8).
Ia mengatakan belum bisa berbicara jauh soal kerugian, sebab pihak BPBD Sulteng belum menerima laporan baik secara resmi dari Pemkab Banggai soal kerugian akibat bencana alam banjir.
Namun, menurut dia, nilai kerugian cukup besar, sebab banyak fasilitas umum yang rusak seperti jembatan, jalan dan areal persawahan.
Hanya saja, kata Bartholomeus, berapa nilai kerugian meterial belum diketahui, sebab masih menunggu laporan dari Pemkab Banggai.
Sesuai data yang ada pada Kantor BPBD Sulteng, dua kecamatan yaitu Toili dan Toili Barat di Kabupaten Banggai diterjang banjir pada 10 Agustus 2014.
Sebanyak 16 desa di dua kecamatan itu terendam banjir setinggi satu meter dan membuat warga harus mengungsi ke tempat yang aman.
Tercatat ada sebanyak 15 ribu jiwa warga di dua kecamatan tersebut meninggalkan rumah mereka dan tinggal sementara beberapa hari di tempat penampungan pengungsi yang disediakan pemerintah. Tetapi sekarang ini, semua warga yang sebelumnya sempat mengungsi, telah kembali pulang ke rumah masing-masing.
Banjir bandang juga merusak dua jembatan dan sekitar 4.530 hektare sawah yang ada di Kecamatan Toili,Toili Barat, Moilong dan Batui Selatan.
Banjir juga menewaskan satu warga diduga karena terseret ketika banjir memporak-porandakan dua kecamatan di Kabupaten Banggai.