Kamis 11 Sep 2014 10:52 WIB
Pilkada Lewat DPRD

SBY Diminta Ambil Sikap Terkait RUU Pilkada

Rep: c83/ Red: Erdy Nasrul
  Presiden SBY (kedua kanan) mendapat penjelasan tentang siklus deradikalisasi dari Kepala BNPT Ansyaad Mbaai (kiri) ketika melakukan kunjungan ke Gedung Pusat Deradikalisasi, BNPT di Komplek Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul, Bogor, Senin
Presiden SBY (kedua kanan) mendapat penjelasan tentang siklus deradikalisasi dari Kepala BNPT Ansyaad Mbaai (kiri) ketika melakukan kunjungan ke Gedung Pusat Deradikalisasi, BNPT di Komplek Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul, Bogor, Senin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengatakan peran presiden SBY dalam membatalkan pembahasan RUU pilkada sangat diperlukan agar RUU ini tidak disahkan oleh DPR.

Ia menilai, SBY dapat menggunakan 50 % kekuasaan legislatif yang ia miliki untuk memblokade pembahasan RUU ini.

Ia menjelaskan, SBY dapat menginstrusikan Menteri dalam Negeri (Mendagri) untuk menarik diri dari persidangan dan pembahasan RUU pilkada.

"Jika SBY menyatakan tidak setuju pilkada melalui DPRD maka tidak cukup hanya dengan pernyatan, harus dengan sikap," ujar Refly Harus saat mengisi acara di Jakarta Pusat  (11/9).

Refly menambahkan, langkah lain yang dapat ditempuh untuk menolak RUU pilkada yaitu mengajak pemimpin kabupaten/kota yang tidak menyetujui pemilihan melalui DPRD untuk mendatangi komisi II  atau Mendagri dan meminta mereka untuk menghentikan pembahasan RUU Pilkada ini.

"Kita harus merawat demokrasi lokal indonesia, pikada melalui DPRD mencederai demokrasi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement