REPUBLIKA.CO.ID, ARHEM LAND -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott memutuskan untuk tinggal di kawasan perkampungan Aborigin di daerah Arnhem Land selama sepekan sejak Ahad (14/9). Roda pemerintahan Australia dijalankannya dari sebuah tenda.
Hari Senin PM Abbott blusukan ke peternakan di daerah Gumatj, serta ke lokasi yang direncanakan sebagai areal tambang dan sebuah lokasi pengolahan kayu.
Di tempat pengolahan kayu, PM Abbott mencoba alat penghalus kayu disaksikan sejumlah pekerja. Pengolahan kayu ini telah berjalan dalam lima tahun terakhir.
PM Abbott bahkan turut bergabung dengan para pekerja saat istirahat setelah jam 10 pagi. Ia turut minum teh dan mencicipi roti khas bernama scone.
Selama kunjungan ini, PM Abbott tinggal di sebuah tenda, yang sekaligus berfungsi sebagai kantor perdana menteri.
Dari tenda itulah ia menjalankan roda pemerintahan, termasuk mengurusi rencana pengiriman militer Australia ke Irak. Ia misalnya berbicara melalui peralatan komunikasi khusus dalam tenda itu dengan Duncan Lewis, yang akan memimpin badan intelijen ASIO.
Di dalam tenda perdana menteri itu memang terdapat kotak komunikasi yang digunakan untuk mengupdate PM Abbott. Programnya mirip dengan Skype, yang memungkinkan PM Abbott mengendalikan urusan-urusan pemerintahan.
PM Abbott dalam kampanye pemilu tahun lalu memang berjanji akan tinggal di daerah perkampungan Aborigin untuk mendengar langsung aspirasi rakyat yang masih tertinggal.
Ia mengatakan, ia tetap bisa menjalankan fungsi pemerintahan dari lokasi manapun di Australia, tentu saja dengan bantuan kotak komunikasi tersebut.
Tenda perdana menteri ini terletak di daerah Gulkala, didirikan bersama puluhan tenda lainnya yang dijaga ketat oleh pasukan militer Australia (ADF).
Suasana dalam tenda itu cukup lumayan. PM Abbott bahkan tidur di situ dengan menggunakan kelambu. Ada listrik di tenda ini namun tidak disediakan pengatur suhu udara.