Selasa 21 Oct 2014 17:07 WIB

Remaja Australia Ancam PM Tony Abbott dalam Video ISIS

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Remaja Australia berusia 17 tahun yang diduga bergabung bersama kelompok ISIS telah muncul dalam video propaganda baru-baru ini. Dalam video tersebut ia melontarkan ancaman langsung kepada Perdana Menteri Tony Abbott.

Pihak keamanan Australia memercayai remaja tersebut bernama Abdullah Emir, warga asal Sydney yang berusia 17 tahun. Ia pernah dilaporkan hilang dari rumahnya di kawasan Sydney Barat pada bulan Juni lalu.

Dalam videonya, ia menyampaikan pesan bagi sejumlah pemimpin dunia, termasuk PM Tony Abbott. "Bagi para pemimpin, Obama, Tony Abbott, saya katakan, senjata yang kita miliki, para tentara, kita tidak akan berhenti berjuang, kita tidak akan meletakkan senjata sampai tiba di tanah kalian, sampai kita mendapatkan kepala para pemimpin tiran, dan mengibarkan bendera hitam di seluruh daratan," ujarnya berapi-api.

Ia juga mengatakan kelompok yang menamakan dirinya Islamic State akan terus berjuang hingga bendera hitam berkibar di Istana Buckingham di Inggris, dan Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat.

Remaja ini menambahkan, "Bawa semua negara yang kamu inginkan untuk melawan kami. Semua tidak ada artinya bagi kami. Baik 50 negara atau 50 ribu negara sekali pun, tak berarti bagi kami. Bawa juga pesawat dan semua yang diinginkan, karena itu tidak akan membahayakan kami. Mengapa? Karena kami memiliki tuhan."

Elmir dilaporkan menghilang bersama remaja Australia lainnya yang berusia 16 tahun. Diduga mereka berdua pergi ke Turki kemudian menyeberang ke Suriah untuk bergabung bersama kelompok militan.

Remaja yang berusia 16 tahun telah dicegat ayahnya dan dikembalikan ke Australia.

Tonton videonya di sini

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement