Rabu 22 Oct 2014 13:36 WIB

ISIS Kuasai Pasokan Senjata AS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Winda Destiana Putri
Pasukan Irak melawan gerakan ISIS
Foto: VOA
Pasukan Irak melawan gerakan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelompok militan ISIS dilaporkan telah menguasai bantuan pasokan senjata AS yang diperuntukan pasukan Kurdi Suriah.

Departemen Luar Negeri AS pun menyelidiki sebuah video yang menayangkan kendali ISIS atas senjata tersebut.

Dilansir dari BBC, sebanyak 27 paket yang berisi senjata militer, amunisi, dan senjata lainnya disalurkan kepada kelompok Kurdi yang tengah mempertahankan Kota Kobane pada Senin kemarin. Juru bicara Pentagon Laksamana John Kirby mengatakan sebagian besar pasokan bantuan senjata itu jatuh ke tangan ISIS.

"Pasukan Kurdi masih mengendalikan sebagian besar kota tersebut, namun ISIS menjadi ancaman utama," jelasnya, Rabu (22/10). Senin lalu, militer AS mengatakan telah memberikan bantuan senjata, amunisi, dan sejumlah pasokan medis kepada pasukan Kurdi.

Disebutkan, 27 paket persenjataan telah dikirimkan. Namun dalam pernyataan selanjutnya, sebuah paket senjata yang disalurkan jatuh tak tepat sasaran. Sehingga militer AS menghancurkan paket tersebut agar tidak jatuh ke tangan militan. Sedangkan, paket senjata lainnya dilaporkan berhasil disalurkan ke pasukan Kurdi.

Sebuah video yang diunggah di internet oleh kelompok militan pendukung ISIS menunjukan sejumlah senjata yang dikirim oleh AS justru jatuh ke tangan militan. Namun, Kirbi tak dapat memastikan keaslian video tersebut.

Para militan ISIS dilaporkan telah melancarkan serangannya di Kobane pada Senin. Serangan ini dilakukan setelah Kobane sempat tenang selama dua hari. Kirby menambahkan koalisi AS serta pasukan Kurdi juga telah menggempur ISIS.

Sementara itu, kelompok Observatory HAM Suriah menyebutkan sebanyak 30 anggota ISIS dan sebelas pasukan Kurdi telah tewas pada Selasa kemarin. Aktivis Observatory pun menyebutkan para militan telah merebut satu paket senjata.

Kobane yang berada di perbatasan Turki telah diserang oleh ISIS selama berpekan-pekan. Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi.

Sementara itu, sebelumnya, Turki telah merubah pendiriannya dan mengizinkan pasukan Kurdi Irak Peshmerga ikut bertempur ke Suriah melawan ISIS. Serangan udara koalisi AS telah menargetkan ISIS di Irak dan Suriah.

Namun, serangan udara ini dilakukan tanpa izin Presiden Bashar al-Assad. Sedangkan di Irak, serangan udara dilakukan dan bekerja sama dengan pemerintah Irak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement