Kamis 23 Oct 2014 17:15 WIB

Penundaan Pengumuman Kabinet tak Pengaruhi Pasar

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Pergerakan rupiah dan ISHG jelang pelantikan Jokowi-JK.
Pergerakan rupiah dan ISHG jelang pelantikan Jokowi-JK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sejumlah catatan kondisi global jadi perhatian investor sebelum menempatkan dana mereka di Indonesia. Namun, realisasi jadi fokus perhatian pemilik modal setelah euforia pelantikan berakhir.

Kepala riset Recapital Securities Andrew Argado mengatakan ekonomi global mulai membaik meski ada perlambatan. Seperti prediksi IMF ekonomi global dengan dari 3,4 persen ke 3,3 persen. Termasuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi turun ke 5,1 persen di 2015 dari 5,5 persen pada 2014.

Di Indonesia, isu nasional seperti UU pilkada, kenaikan harga BBM dan penundaan kabinet jadi bagian penentu sentimen pasar.

''Penundaan pengumuman kabinet seperti sekarang sudah antisipasi pasar. Berarti semakin lama autopilot pemerintahan. Dari nama yang calon menteri beredar, pasar memandang mereka cukup kredibel,'' tutur Andrew dalam Market Outlook oleh Asosiasi Analis Efek Indonesia di BEI, Kamis (23/10).

Dana mulai keluar dari riil dan masuk ke save heaven investmen instrument. Sebab komoditi ditinggalkan seiring perlambatan ekonomi dan ini pun sudah diantisipasi.

BI rate tidak turun untuk antisipasi inflasi pasca kenaikan BBM. ''Ini cukup baik dibanding saat ini turun, lalu naik lagi saat BBM naik,'' kata Andrew.

Cadangan devisa Indonesia masih Rp 112 triliun sehingga jika dolar naik ke Rp 12 ribu pun tidak perlu panik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement