REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Di tengah gencarnya upaya evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Suriah oleh Pemerintah RI, pada saat bersamaan operasi senyap penyelundupan tenaga kerja wanita (TKW) ke negara bergolak itu kian membanjir.
"Lebih dari 3.000 TKW diselundupkan ke Suriah di tengah perang, sementara KBRI Damaskus juga terus melancarkan evakuasi," kata Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler merangkap Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Damaskus, Windu Setiyoso kepada Antara, Ahad malam.
Windu dihubungi dari Kairo untuk mengonfirmasi kabar ihwal penyelundupan manusia (human trafficking) untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di negara yang dilanda perang saudara tersebut.
Menurut Windu, TKW ilegal yang digolongkan sebagai penyelundupan manusia itu berdasarkan pada Surat Keputusan Kemenakertrasn RI No.157/PPTK/VIII/2011 tertanggal 9 Agustus 2011 mengenai moratorium Penghentian Sementara Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Suriah menyusul krisis di negara tersebut.
"Kendati demikian, hingga saat ini arus penyelundupan TKW ke Suriah masih terus berlangsung," katanya.
Kemudahan
Namun pemerintah Suriah memberi ruang kemudahan bagi penyelundupan TKW dan menolak moratorium dari Indonesia yang dinilainya sebagai keputusan sepihak.
Kemudahan itu tercermin dari Surat Keputusan Kementerian Dalam Suriah Nomor 500/Q.N, tanggal 4 Maret 2012 bahwa pembantu rumah tangga dari enam negara mencakup Indonesia, Nigeria, Bangladesh, Nepal, Sri Lanka dan Vietnam, diperkenankan untuk bekerja di Suriah.
Berdasarkan pemantauan KBRI Damaskus, dari hasil wawancara dengan para TKW tersebut, terdapat jaringan penyelundupan TKW, termasuk di antaranya sindikat Iyad Mansyur alias Mario dan istrinya bernama Bungawati yang beroperasi melalui Malaysia dengan rute Jakarta-Batam-Kuala Lumpur-Amman-Damaskus.
Sementara itu, pemerintah Indonesia hingga Oktober 2014, tercatat telah mengevakuasi dan memulangkan 5.605 WNI ke Indonesia lewat Beirut, Lebanon, sejak pecahnya perang saudara tiga tahun lalu.
Saat ini terdapat 160 TKW berlindung di tempat penampungan KBRI Damaskus dan sedang diproses untuk dipulangkan ke Indonesia lewat Beirut.
KBRI Damaskus sedang memproses pemulangan 48 TKW ke Beirut lewat bus untuk dipulangkan ke Tanah Air.
Proses pemulangan lewat Beirut ini terpaksa dilakukan karena keamanan Bandara Internasional Damaskus masih belum kondusif sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai bandara pemulangan.
"Bagaimana kami akan pulangkan mereka dari Damaskus ke Indonesia kalau pesawat yang masuk ke Damaskus hanya Syrian Air yang hanya tersedia enam pesawat saja dan melayani rute yang sangat terbatas sekali," kata Windu.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook