Rabu 29 Oct 2014 03:01 WIB

Arief Yahya Libatkan Telkom Majukan Industri Pariwisata Indonesia

Arief Yahya
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Arief Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya akan mulai membangun industri pariwisata dengan teknologi informasi dan telekomunikasi dan mengundang PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) untuk membantunya memajukan industri pariwisata Indonesia.

Menurut mantan CEO perseroan plat merah itu, rencana tersebut merupakan upaya memperbaiki standar mutu pariwisata nasional yang berdasarkan ukuran standar internasional The Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) masih berada di ranking 70 dunia.

"Cara yang paling mudah dan paling murah itu adalah ICT (teknologi informasi dan komunikasi). Makanya saya mengundang teman-teman Telkom (membantu) agar lebih cepat. Lalu nanti berkoordinasi dengan institusi lain untuk mengembangkan infrastruktur yang terkait pariwisata," kata Arief usai acara serah terima jabatan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, sebelum menggulirkan rencana meningkatkan industri pariwisata, ada baiknya mengevaluasi apa yang menjadi kelemahan Indonesia.

Setidaknya ada tiga kelemahan Indonesia berdasarkan The Global Competitiveness Index (GCI) yang dikeluarkan World Economic Forum yakni infrastruktur pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi serta kesehatan dan higienitas.

Tiga hal itulah, kata Arief, yang akan menjadi basis pertimbangan untuk menentukan prioritas dalam mempromosikan pariwisata di masa mendatang.

"Kita harus punya prioritas. Produk kita adalah destinasi wisata. Makanya kita harus tetapkan 'top destination'. Misalnya 'top 10' atau 'top 20 destination' Bagaimana penetapannya, nanti kita bisa pikirkan," katanya.

Dalam lima tahun ke depan, pemerintah baru yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menargetkan sektor pariwisata bisa menarik 20 juta wisatawan mancanegara. Angka tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan posisi akhir 2014 yang diperkirakan mencapai 9,5 juta wisman.

"Itulah yang harus kita capai. Kalau tidak, kita akan kalah dengan negara lain. Kita harus bandingkan dengan negara lain, mereka sudah di atas 20 juta wisman, kenapa kita tidak?," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement