REPUBLIKA.CO.ID,MAMUJU--Ratusan warga dari enam desa di wilayah Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, masih berjaga-jaga pascabentrok dengan pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Widya Teknologi Lestari.
Pemantauan di Mamuju Utara (Matra), Jumat malam, ratusan warga masih memilih bertahan dengan melakukan penjagaan di kawasan lahan perkebunan sawit seluas 1.050 hektare yang disengketakan.
Aksi pendudukan lahan yang dilakukan warga telah berlangsung lima bulan terakhir. Tak pelak, perusahaan yang mencoba memanen sawit mendapat perlawanan dari warga.
Meski perusahaan mendapat pengawalan aparat kepolisian, namun jumlah massa yang besar membuat pihak perusahaan memilih mundur untuk menghindari bentrokan.
Hingga saat ini, warga yang dilengkapi senjata tajam ikut menyandera satu unit mobil dam truk warnah merah yang digunakan mandor perusahaan bersama aparat kepolisian.
"Kami kecewa karena aparat kepolisian pro pengusaha. Kami anggap, aparat kepolisian dibayar oleh perusahaan untuk melakukan panen di lokasi lahan sengketa.
Keberpihakan polisi sangat jelas sebab ketika warga yang melakukan panen maka aparat kepolisian langsung melakukan penangkapan dan bahkan memenjarakan petani. Bukan hanya itu, warga terkadang dipukuli oleh oknum polisi," kata Hukma salah seorang warga Baras.
Karena itu, kata dia, pemerintah daerah diharapkan membuka mata untuk melihat kondisi petani yang telah dirampas haknya.
"Pemerintah jangan cuma meraup untung di balik kasus ini. Yang pastinya, kami akan menduduki lahan sengketa ini hingga ada penyelesaian yang tidak merugikan petani," jelasnya.