REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Seorang laki-laki warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit umum daerah (RSUD) Pelem, Pare, karena mengeluhkan sakit setelah pulang dari Liberia.
Bagian Hubungan Masyarakat RSUD Pelem, Pare, Kabupaten Kediri Hari Susanto, Sabtu mengatakan pasien itu diketahui masuk ke rumah sakit pada Jumat (31/11) sekitar pukul 11.30 WIB. Ia mengeluhkan sakit panas dan nyeri saat menelan.
"Keluhan demam, nyeri saat menelan, dan pusing," ungkapnya, dikonfirmasi wartawan.
Pria yang berusia 45 tahun asal Kabupaten Kediri itu diketahui masuk ke rumah sakit dan langsung diisolasi, setelah diketahui ia baru pulang bekerja dari luar negeri. Ia pulang ke Tanah Air pada 26 Oktober, dari tempat ia bekerja di Liberia.
Pihaknya masih enggan untuk mengungkapkan penyakit pada pasien tersebut, dan lebih menekankan saat ini yang bersangkutan masih dalam proses pengawasan dokter untuk pemulihan dari sakitnya.
Pihak rumah sakit melakukan penanganan standar untuk menangani gejala sakit tersebut. Sampai saat ini juga belum diketahui, apakah yang bersangkutan terinveksi virus ebola.
Dari tim medis rumah sakit, juga masih melakukan pemeriksaan termasuk melakukan tes laboratorium lengkap, misalnya tes darah, dan sejumlah tes lainnya.
Di Jatim, diketahui ada sejumlah orang yang sakit dengan gejala demam, yang diduga terjangkit virus ebola. Pertama adalah seorang mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Gemarang, Kabupaten Madiun, serta seorang warga Kabupaten Kediri.
Serangan virus ebola sampai saat ini terus meluas. WHO menyebut, kematian akibat penyebaran virus ebola di Afrika Barat diketahui telah mencapai 3.000 orang, di mana diperkirakan lebih dari 6.500 orang sudah terinfeksi virus di wilayah tersebut.
Dari serangan tersebut, Liberia diketahui sebagai negara yang terkena dampak terburuk, dengan korban tewas mencapau 1.830 orang.
Virus ebola diketahui cukup cepat penyebarannya. Penyakit ini diketahui muncul dari hutan terpencil di daerah Guinea, dan mulai menyebar ke Liberia, Sierra Leone dan Nigeria.
Virus Ebola ini dicurigai berasal dari kelelawar hutan dan bisa ditularkan ke manusia dengan menyentuh korban atau melalui cairan dalam tubuh, seperti air liur dan darah.
Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di daerah yang saat ini kita kenal dengan nama Republik Demokratik Kongo. Sampai saat ini diketahui belum ada vaksin atau obat untuk Ebola ini.
Gejala penyakit ini menyerupai flu dengan rasa sakit baik dari dalam dan luar organ tubuh. Penyakit ini diketahui dengan gejala demam yang disertai dengan pendarahan yang bisa memicu gagal ginjal dan hati dengan tingkat kematian hingga 90 persen.