REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN—Kabupaten Sleman akan menjadikan bambu sebagai produk unggulan. Pasalnya, bambu juga memiliki prospek cukup menjanjikan di sisi ekonomi dan lingkungan.
Satya Hermawan dari center for bamboo application (cba) mengatakan, Sleman memiliki potensi Sumber Daya Manusia (SDM) terkait bambu. Selain itu, bambu juga dapat dimanfaatkan dari bawah sampai ujung bambu.
Menurut Hermawan, ke depan bambu juga memiliki prospek ekonomi cukup menjanjikan. Banyak negara yang memanfaatkan bambu sebagai bangunan arsitek. Cina merupakan negara yang seringkali meminta bambu dari Indonesia, khususnya bambu jenis petung.
“Bambu petung itu paling baik se-dunia harganya di Sleman satu bambu 40 ribu,” ujar Hermawan, Rabu (5/11) saat jumpa pers di kantor Humas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman.
Oleh karena itu, Hermawan mengharapkan bambu tidak hanya sebagai bahan kerajinan. Akan tetapi, bambu bisa menjadi penggerak ekonomi masyarakat Sleman.
Rofiq Andriyanto, kepala bidang kehutanan dan perkebunan Sleman mengatakan, adanya industri bambu merupakan peluang bagi masyarakat Sleman untuk menjadi penggerak ekonomi baru. Untuk memenuhi kebutuhan dari industri dari bahan baku bambu maka, tahun ini akan melakukan penanaman bambu seluas 50 hektare.
Dalam jangka lima tahun, lanjut Rofiq, ditarget bisa melakukan penanaman bambu seluas 500 hektare. Dengan demikian, bambu di Sleman bisa memenuhi kebutuhan baik untuk industri maupun kerajinan.
Lebih lanjut, Rofiq menambahkan, selain memiliki manfaat dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi, bambu juga ramah terhadap lingkungan. Menurutnya, bambu dapat menyerap karbon paling besar.