REPUBLIKA.CO.ID, GAMBIR -- Ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) menggelar aksi yang menuntut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak dilantik menjadi Gubernur definitif.
Mereka meminta Ahok untuk segera mundur dari jabatannya, dan segera meninggalkan Ibukota Jakarta. Beberapa dari mereka terlihat membawa bendera dan spanduk putih bertuliskan 'Gerakan Masyarakat Jakarta'. Dalam aksi unjuk rasa massa FPI menyerukan yel-yel di depan DPRD DKI. "Ahok Ahok Turun si Ahok, Turunkan si Ahok sekarang juga! Allaaahu Akbar! Allaaahu Akbar!".
Selain melakukan aksi, perwakilan dari GMJ dan FPI menemui beberapa pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. "Ada usulan untuk kursi Gubernur harus diisi oleh kader PDIP yang Muslim sesuai asas proporsional penduduk Jakarta yang mayoritas Muslim," kata salah satu perwakilan Kyai Haji Fachruzy mengusulkan agar pengganti Jokowi dari Gubernur DKI Jakarta adalah kader PDIP terbaik seperti Boy Benardi Sadikin.
Kemudian, lanjut dia, adanya Undang-Undang kekhususan DKI Jakarta memiliki lebih dari satu juta masyarakat sehingga dapat memiliki tiga Wakil Gubernur. Sehingga Koalisi Merah Putih (KMP) juga berhak mendapatkan dua kursi dan satu kursi lagi tetap dipegang Ahok karena dianggap sejalan dengan KIH. "Ini sebagai win-win solution agar KIH dan KMP lebih kompak," ucapnya.
Ia menegaskan bila Ahok tetap dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, pihaknya meminta DPRD DKI segera mengeluarkan hak interplasi dan impechment. "Tolak Ahok adalah harga mati, tegasnya.
Adapun para massa FPI melakukan aksinya sejak pukul 08.30 WIB di Bundaran HI. Ratusan massa berjalan kaki dari Bundaran HI menuju gedung Balaikota DKI dan DPRD DKI di Jalan Merdeka Selatan. Massa FPI membubarkan diri sekitar pukul 13.30 WIB.