REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-– Rencana Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membubarkan organisasi Front Pembela Islam (FPI) mendapatkan dukungan penuh dari Ahli Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk.
Hamdi menilai aksi-aksi yang dilakukan oleh FPI, khususnya pada aksi menolak Ahok untuk diangkat sebagai Gubernur DKI Jakarta kemarin (10/11), merupakan aksi anarkis. Terlebih, dengan nama Islam yang dibawanya, FPI kerap memberi dampak negatif terhadap umat Islam lainnya.
“Kita tidak mentolerir negara ini ditegakkan dengan kekerasan,” jelas Hamdi, Selasa (11/11).
Hamdi juga melihat aksi-aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum FPI tidaklah mencerminkan Islam yang baik. Islam yang baik seharusnya rahmatan lil alamin, mengutamakan dialog, mengutamakan intelektualitas, bukannya melancarkan aksi premanisme di jalanan.
Hal ini, lanjut Hamdi, justru bisa mencoreng nama Islam. Hamdi juga berharap aksi Ahok ini didukung oleh umat Islam lainnya. Salah satu contohnya ialah tindakan salah satu oknum FPI yang mengancam untuk membunuh Ahok jika ia tidak mundur.
Tindakan yang terkam di berbagai media ini dinilai Hamdi sudah mengancam konstitusi. Seharusnya, FPI menyelesaikan masalah ini dengan Konstitusi jika memang FPI memiliki pendapat berbeda tentang posisi Gubernur ini, bukan dengan berteriak dan melakukan aksi anarkis di jalan.
Sebab, Konstitusi merupakan panduan masyarakat yang paling utama dalam bernegara, sudah ada koridor-koridornya di dalam konstitusi. “Kalau kita justru ikut-ikutan dengan FPI, kita tidak konstitusional,” lanjut Hamdi.