REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan agar generasi muda dan mahasiswa mendeteksi dini terkait bahaya terorisme yang kini menyasar kalangan pemuda.
"Deteksi dini dan 'early warning' sebagai bentuk pencegahan," katanya ditemui saat menghadiri Seminar Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia Provinsi Bali di Denpasar, Rabu (12/11).
Ia menyatakan bahwa terorisme merupakan satu dari tiga musuh bangsa dan lintas negara selain narkoba dan korupsi yang merupakan masalah yang saling berkaitan.
"Terorisme itu perlu biaya dan itu didapatkan dari narkotika," ucap mantan Kepala Polda Bali itu.
Selain itu, Pastika ingin membuka lebar komunikasi dengan masyarakat mengingat biasanya teroris berasal dari kalangan yang termajinalkan namun tidak berani secara terus terang melawan.
"Sehingga mereka menyebar ketakutan melalui teror. Ini yang perlu diwaspadai dan dideteksi dini oleh masyarakat dan khususnya mahasiswa agar tidak terpengaruh," katanya.
Sementara itu harapan serupa juga disampaikan Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta yang mengharapkan para mahasiswa berperan aktif di dalam mewujudkan keamanna di Pulau Dewata sebagai salah satu program "Bali Mandara" (Maju Aman Damai dan Sejahtera).
"Semua diharapkan mampu melakukan upaya deteksi dini terorisme dan bencana lain sehingga Bali ini aman. Kami berupaya merapatkan persatuan di Bali yang heterogenitas ini," ucap mantan Wakil Bupati Badung itu.
Ia juga menharapkan agar resimen mahasiswa menjadi tenaga yang berkualitas di dalam melakukan deteksi dini dan menyosialisasikan kepada kelompok masyarakat.