Ahad 16 Nov 2014 08:08 WIB

PPI Singapura: Mahasiswa RI Ikut Wamil Kurang Merasa 'Indonesia'

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indira Rezkisari
Pasukan Singapura
Foto: [ist/onenation]
Pasukan Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu fungsi Perhimpunan Pelajar Indonesia di suatu negara adalah merangkul WNI agar tetap cinta pada Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh Agustinus Benyamin Prasetyo, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pelajar Indonesia di Singapura.

Terkait dua mahasiswa RI yang mengikuti Wajib militer Singapura, Agustinus mengatakan wajib militer merupakan hal yang wajib dilakukan laki-laki penduduk asing untuk mendapatkan status 'permanent resident' di Singapura.

Penyandang status tersebut dianggap setengah warga Singapura sehingga berhak menerima berbagai bantuan dan kemudahan dari pemerintah Singapura. ''Walaupun demikian, sepanjang yang saya tahu, peraturan menyatakan warga negara Indonesia yang menjalani wajib militer di luar negeri akan dicabut hak kewarganegaraannya,'' kata dia pada Republika, Sabtu (15/11).

Penduduk Indonesia yang studi di Singapura terhitung cukup banyak. Beberapa diantaranya sudah menempuh studi di negara berikon Singa tersebut sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah. Menurut Agustinus, hal ini menimbulkan krisis identitas kewarganegaraan bagi mereka yang menghabiskan masa remajanya di Singapura.

''Tapi, mereka yang memutuskan untuk mengikuti wajib militer (National Service) di Singapura jumlahnya sangat sedikit,'' kata pria yang akrab disapa Benny ini. Para relawan yang telah mengikuti wajib militer ini, tambahnya, biasanya sudah tidak terasa 'ke-Indonesia-an'nya dan cenderung tidak berbaur dengan orang Indonesia.

''Selama saya kuliah di NTU, saya hanya menemui dua laki-laki yang telah melewati wajib militer demi status 'permanent resident','' kata dia. Benny mengaku dekat dengan salah satunya sehingga ia cukup yakin tidak ada indikasi pemaksaan didalamnya.

Menurutnya, mereka memang memutuskan untuk menjadi 'permanent resident' karena manfaat yang ditawarkan. Ia mengatakan hal ini sebenarnya cukup disayangkan karena mereka merupakan 'cendekiawan' yang telah mendapat ilmu dari negara yang maju sistem pendidikannya itu.

''Oleh karena itu, dibentuknya Perhimpunan Pelajar Indonesia di berbagai universitas di Singapura pun salah satu tujuannya adalah untuk merangkul kembali teman-teman yang sudah kurang merasa Indonesia,'' tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement