Ahad 16 Nov 2014 23:00 WIB

Reklamasi Teluk Benoa Masih Kontroversi

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah pengunjuk rasa membawa bendera dan berbagai atribut anti reklamasi saat berunjuk rasa di Teluk Benoa, Badung, Bali, Jumat (15/8).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah pengunjuk rasa membawa bendera dan berbagai atribut anti reklamasi saat berunjuk rasa di Teluk Benoa, Badung, Bali, Jumat (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Sejumlah warga masyarakat Kota Denpasar, memanfaatkan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (BP3AS) yang ada di Lapangan Renon Denpasar. Pada Ahad (16/11) yang merupakan minggu ketiga sejak dibukanya podium itu, sejumlah warga menyampaikan pandangannya tentang rencana revitalisasi Teluk Benoa.

Pro kontra pendapat muncul di podium itu. Saat menyampaikan pandangannya, sala seorang tokoh masyarakat Nusa Dua, Ketut Muna, menyampaikan dukungannya terhadap rencana pemerintah melaksanakan revitalisasi Teluk Benoa. Menurut Muna, dengan adanya revitalisasi akan memberikan kontribusi terhadap pariwisata Bali.

"Saya berharap revitalisasi Teluk Benoa tidak dijadikan komoditas politik pihak-pihak tertentu," katanya.

Sementara sejalan dengan Muna, pembicara lainnya, I Made Jelada, juga mengutarakan hal yang sama. Menurut Jelada, dengan adanya reklamasi Teluk Benoa, diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi 25 ribu masyarakat Bali yang masih menganggur.

Sedangkan mengenai dampak negatif yang dikhawatirkan sejumlah pihak akibat reklamasi Teluk Benoa,  menurut Jelada hal tersebut hendaknya tidak membuat masyarakat resah. Dikatakannya pemerintah telah mengadakan kajian melalui tujuh universitas terkemuka di Indonesia yang membuktikan bahwa Teluk Benoa layak direklamasi. "Jadi tidak perlu khawatir yang berlebihan," katanya.

Sementara itu, berbeda dengan Muna dan Jelada, Wijaya, warga dari Nusa Lembongan, menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah dengan adanya PB3AS. Namun dia berharap dalam menyampaikan aspirasi, masyarakat tidak sampai mencela orang lain serta harus memiliki etika dan menaati aturan yang ada.

Terkait rekalamsi dan revitalisasi Teluk Benoa, ia menilai selama ini pembangunan  Bali terlalu dipusatkan di Bali selatan. Menurutnya daerah timur seperti Karangasem dan Klungkung bisa dikembangkan juga.

"Pemerintah hendaknya melakukan kajian, semacam seminar untuk membahas revitalisasi di Bali timur agar terjadi pemerataan pembangunan pariwisata di Provinsi Bali," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement