Selasa 18 Nov 2014 00:55 WIB

KAMMI Imbau Cabut Kebijakan Kenaikan Harga BBM

Foto: Republika/Maisa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Jokowi-JK sudah mengumumkan keenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebuah ironi ditengah turunnya harga minyak dunia, bahkan harga minyak dunia turun ke level terendahnya dalam 4 tahun terakhir.

Pemerintah beralasan bahwa subsidi BBM membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga terjadi defisit APBN. Namun pemerintah tidak layak menyalahkan defisit APBN karena beban dari subsidi BBM saja, karena penyebab defisit APBN adalah penurunan target pendapatan negara yang tidak sebanding dengan kenaikan beban belanja negara, bukan hanya karena beban dari subsidi BBM.  Maka kami berkesimpulan alasan itu mengada-ngada.

Pemerintah pun kembali menuding bahwa subsidi BBM tidak tepat sasaran karena dinikmati oleh kalangan menengah ke atas. Padahal dampak dari kenaikan harga BBM akan menimpa pada semua kalangan, terutama menengah ke bawah, bahkan saat harga BBM belum resmi dinaikkan hampir semua bahan pokok sudah merangkak naik.

Pemerintah tak juga berupaya untuk mencari langkah akternatif atau pun solusi lain, meski beberapa tawaran solusi sudah diberikan oleh beberapa menteri perekonomian terdahulu. Bahkan pemerintah mengakali dengan argumentasi mengalihkan sunsidi ke sektor produktif.

Sikap pemerintah yang sedemikian rupa menunjukkan, bahwa pemerintah bukan hanya tak bekerja dengan baik, tapi juga membawa kebutuhan rakyat akan BBM pada persaingan bebas, dimana perusahaan minyak dunia kini banyak bercokol di tanah air, maka jelas lah bahwa Kabinet Kerja tengah dinaungi oleh Neolib.

Maka kami atas nama rakyat Indonesia Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) akan turun ke jalan besok Selasa 18/11 untuk:

1. Memaksa pemerintah JKW-JK mencabut kebijakan kenaikan harga BBM atau mundur dari jabatannya;

2. Mengganti menteri-menteri setan Neolib: Sofyan Djalil, Rini Sumarno, Sudirman Said

KAMMI mengutuk kebijakan Presiden atas kenaikan harga BBM!

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement