Rabu 19 Nov 2014 15:50 WIB

ICMI: Tes Keperawanan itu Tes Mengada-ada

Rep: C01/ Red: Bayu Hermawan
 Tiga Polwan memakai sepatu roda saat mengikuti apel gelar pasukan Operasi Ketupat 2014 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/7).  (Republika/ Yasin Habibi)
Tiga Polwan memakai sepatu roda saat mengikuti apel gelar pasukan Operasi Ketupat 2014 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/7). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar adanya tes keperawanan dalam proses seleksi calon polisi wanita (Polwan) tengah menjadi perhatian publik. Ketua Umum Gerakan Perempuan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Welya Safitri menilai tes keperawanan merupakan tes yang mengada-ada.

Ia menilai hal tersebut tidak ada relevansi antara status keperawanan seseorang dengan kemampuan seseorang untuk bekerja dengan baik.

Menurutnya jika memang ingin mengukur keahlian seseorang secara lebih pribadi, bisa dilihat track record-nya ataupun silsilah keluarganya. Karenanya, Welya menilai jika tes keperawanan masih diterapkan dalam seleksi calon polwan, tes tersebut akan menjadi tes yang tidak jelas tujuannya.

"Kalau dia perawan tapi ternyata dia bodoh bagaimana?. Apa orang-orang yang seperti itu yang diinginkan untuk ke depan?" ujarnya, Rabu (19/11).

Oleh karena itu, terlepas masih ada atau tidaknya tes keperawanan bagi calon polwan, Welya menghimbau agar tes seleksi lebih metitikberatkan pada hal-hal yang sifatnya strategis dan aplikatif di dalam dunia kerja, misalnya: keterampilan, keahlian, kejujuran, karakter, dan juga etos kerja dari para kandidat.

 

"Yang seperti itu paling penting kan," ucapnya.

Ia menambahkan, di samping itu penekanan dalam tes seleksi calon polwan juga bisa difokuskan pada ideologi dan dari segi budayanya. Identitas pribadi dari para calon kandidat pun bisa ditelusuri melalui keluarga para calon polwan tersebut.

Atau seandainya calon kandidat merupakan umat beragama, pihak terkait bisa menilai dari cara mereka mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. "Jadi, kalau tes keperawanan masih dilakukan, itu bukan kemajuan, tapi kemunduran," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement