Rabu 03 Dec 2014 00:51 WIB

Menaker Kaji Usulan Pengurangan Jam Kerja Perempuan

Hanif Dhakiri
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Hanif Dhakiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan Muh Hanif Dhakiri menyatakan akan mengkaji lebih lanjut usulan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengurangi jam kerja bagi pekerja perempuan.

"Usulan itu adalah bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi yang akan datang. Itu Ide yang bagus karena pada prinsipnya beliau ini konsen pada masa depan anak-anak," kata Menaker di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Selasa.

Dasar pertimbangannya, menurut Hanif, adalah karena anak-anak yang memiliki ibu sebagai pekerja atau perempuan karier memiliki waktu bersama yang relatif terbatas sehingga pertumbuhannya tidak terawasi oleh orangtua secara langsung.

Usulan Wapres adalah agar anak-anak bisa lebih dekat dengan ibunya dan para ibu memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengurus atau mendidik anak-anaknya langsung, sehingga tidak perlu terlalu sering diserahkan pada penitipan anak.

"Intinya kita akan memastikan masa depan dari anak-anak bisa benar dan ditentukan oleh kasih sayang seorang ibu. Kita coba akan kaji apa yang bisa kita lakukan untuk menyambungkan apa yang menjadi pikiran Wapres, karena itu bagus dan menarik," kata Hanif.

Meski demikian, Hanif menegaskan usulan wapres itu bukan untuk melakukan diskriminasi kepada pekerja perempuan.

Lebih lanjut, Hanif menyebut dengan adanya pemberian hak khusus kepada perempuan, misalnya cuti haid, pengurangan jam kerja justru akan menjadikan perempuan sebagai "pekerja kelas satu".

"Kalau kita mendiskriminasi perempuan, mengapa ada cuti haid, itu diskriminasi dong. Justru jangan pakai itu, kita lihat ide besarnya. Ide besarnya ini kan bagaimana generasi muda ke depan bisa dididik langsung oleh ibunya. Ini kan gagasan bagus, pikiran bagus," ujar Menaker.

Pengurangan jam kerja diharapkan dapat memperingan beban bagi perempuan karena saat ini Hanif menyebut pekerja perempuan memiliki tugas yang lebih berat dibanding laki-laki.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement