REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Imam Besar Masjid Istiqlal Mustafa Ali menegaskan bahwa 100 nabi palsu tidak akan menjadi masalah bila keimanan Islam seseorang terjaga dengan baik. "Bila iman dan akidah kita kuat, maka hal tersebut tidak masalah," kata Mustafa kepada ROL, Kamis (4/12).
Mustafa menjelaskan bahwa fenomena nabi palsu akan terus terjadi. Pasalnya hal tersebut bagian dari skenario yang dilakukan oleh kaum zionis. Dia mengungkapkan skenario tersebut terdapat dalam protokol zionisme nomor tujuh hasil dari konferensi kaum zionis sedunia yang disahkan pada tahun 1897 di Swiss. Dalam protokol itu dijelaskan bahwa mereka akan melakukan berbagai cara untuk membuat kekacauan dan konflik di seluruh dunia. "Fenomena nabi palsu termasuk dalam skenario tersebut," kata Mustafa.
Pihaknya mengimbau agar umat Islam di Indonesia khususnya di daerah agar dapat meningkatkan lagi pemahamannya tentang ajaran agama Islam dengan baik. Selain itu, ia mengatakan bahwa seluruh ulama harus lebih giat dalam menyiarkan Islam di daerah-daerah yang menjadi ancaman pelemahan akidah. "Ini tugas dan tantangan bagi kita sebagai umat Muslim," kata Mustafa.
Sebelumnya, terjadi lagi fenomena nabi palsu di Indonesia. Guru bantil, warga Kampung Rantau Bemban, Sangatta, Kutai Timur, mengaku sebagai nabi utusan Tuhan dan menyebarkan aliran sesat, ditahan di dalam rumah tahanan di Tenggarong. Di penjara itu, dia malah juga menyebarkan ajaran sesatnya.