REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan tarif dasar listrik (TDL) golongan di atas 1.300 volt ampre (VA), diakui memang bisa menghemat anggaran subsidi hingga 9 triliun rupiah. Namun Pemerintah harus menjelaskan kemana subsidi yang bisa dihemat itu akan dialihkan.
"Akan dipakai untuk proyek atau belanja investasi apa nantinya," kata Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Muslimim Anwar kepada Republika Online, Jumat (5/12).
Ia melanjutkan, penghematan anggaran itu, harus dialihkan untuk membangun infrastruktur dan sektor-sektor produktif lainnya guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Muslimin menambahkan, untuk itu, pemerintah harus secara transparan melaporkan pengalihan subsidi tersebut.
"Proyek infrastruktur apa dan di mana agar menjadi terang benderang bahwa dana alokasi subsidi tersebut jelas hasilnya dan akan dinikmati rakyat banyak," ujarnya.
Muslimin mengatakan jangan sampaiada pihak - pihak yang memanfaatkan pengalihan alokasi belanja subsidi listrik tersebut.
"Jangan sampai hanya untuk kepentingan pribadi atau golongannya dalam pengerjaan proyek proyek infrasturktur itu nantinya," jelas Anggota Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammdiyah ini.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mengatakan bahwa skema penyesuaian TDL awal tahun depan itu bisa dikenakan tarif lebih murah ataupun lebih tinggi bergantung pada tiga faktor utama seperti nilai kurs dolar AS, harga rata-rata minyak mentah Indonesia dan inflasi.