Rabu 10 Dec 2014 23:47 WIB

Dominasi KPR Subsidi Bank BTN Mencapai 76 Persen

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nasabah melintas di kantor Bank BTN, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Nasabah melintas di kantor Bank BTN, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menginjak 38 tahun peluncuran PT kredit pemilikan rumah (KPR), PT Bank Tabungan Negara Tbk telah menyalurkan kredit untuk kepemilikan rumah sebanyak 3.371.958 unit hingga November 2014. KPR tersebut terdiri dari hunian subsidi sebanyak 2.562.043 unit atau 76 persen serta hunian nonsubsidi sebanyak 809.915 unit atau 24 persen.

"Sedangkan total KPR yang telah disalurkan BTN mencapai Rp 120,99 triliun," kata Direktur Utama BTN Maryono sebagaimana rilis yang diterima ROL pada Rabu (10/12). Rinciannya, nominal yang terdiri dari KPR subsidi sebesar Rp 56,58 triliun atau 46,8 persen dan KPR nonsubsidi Rp 64,41 triliun atau 53,2 persen.

Pada kuartal III 2014, kredit dan pembiayaan BTN tumbuh 14,50 persen menjadi Rp 110,54 triliun. Pertumbuhan itu bersumber dari penyaluran kredit dan pembiayaan perumahan serta konstruksi.

Menyoal kredit rumah, Maryono mengatakan 80 persen masyarakat membeli rumah dengan cara kredit sisanya kredit. Dengan asumsi, kekurangan pasokan rumah atau //backlog// yang sangat tinggi mencapai 13,5 juta unit, ia menghitung potensi pasar pembiayaan atau kredit perumahan di dalam negeri masih sangat tinggi.

Selain itu, asumsi harga rumah sebesar Rp 100 juta per unit maka potensi pembiayaan perumahan mencapai Rp 760 triliun. Sedangkan jika harga rumah yang dibeli masyarakat diasumsikan Rp 200 juta per unit maka potensinya meningkat menjadi Rp 1.500 triliun.

Makanya, ia tak terlalu memperhatikan sektor properti nasional yang masih akan melemah hingga tahun depan. Sebab masyarakat dinilai sudah sadar bahwa kebutuhan terhadap rumah tak bisa ditunda-tunda.

Masyarakat memahami bahwa kenaikan pendapatan mereka tidak sebanding dengan kenaikan harga-harga barang dan jasa. "Jadi, masyarakat akan memilih untuk tetap membeli rumah tahun depan dari pada terus menunggu, sedangkan harga rumah terus naik setiap tahun," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement