REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Siswi korban perkosaan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, masih ingin bersekolah setelah hampir satu bulan tidak belajar di kelas karena malu.
Ah, orang tua korban yang ditemui di Palu akhir pekan ini berharap pihak sekolah segera memberikan surat pindah agar anaknya bisa melanjutkan belajar di sekolah lain.
Korban saat ini masih terdaftar sebagai siswi kelas satu di SMA swasta di Kota Palu.
Menurut orang tua korban, anaknya masih memiliki masa depan panjang sehingga pendidikan adalah salah satu bagian penting dari proses kehidupannya.
Dia juga mendapat informasi bahwa anaknya dikeluarkan dari sekolah karena mempermalukan pihak sekolah karena video kasus pelecehan seksual yang melibatkan putrinya beredar di masyarakat.
Rekaman berdurasi sekitar tiga menit itu berlangsung di salah satu ruang di sekolah. Sejumlah siswa juga turut melihat kejadian itu, seperti yang terlihat dari rekaman yang diambil dari kamera telepon genggam itu.
Namun demikian pihak sekolah yang menjadi tempat belajar korban merasa tidak mengeluarkan siswi tersebut.
Pihak sekolah juga menyerahkan kasus tersebut ke kepolisian agar ditindaklanjuti.
Keluarga korban sendiri telah melaporkan kasus dugaan perkosaan tersebut kepada polisi pada awal Desember 2014 karena melihat gelagat anaknya yang tidak pernah sekolah.
Kasus tindakan asusila tersebut terjadi pada pertengahan November 2014 yang pelakunya lima orang, sesuai penuturan korban.
Polisi juga telah menangkap empat orang yang diduga pelaku tindakan pencabulan itu. Para siswa yang diduga menjadi pelaku adalah kakak kelas korban di sekolah yang sama.