REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dua kubu Partai Golkar bertemu pertama kali untuk membicarakan kemungkinan rencana islah untuk mendamaikan dualisme kepemimpinan di partai tersebut.
"Sekarang (pertemuan dengan kubu Agung Laksono) adalah satu tahapan awal untuk membicarakan islah (rekonsiliasi)," kata salah satu juru runding kubu Aburizal Bakrie, Sjarif Cicip Sutardjo di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa.
Cicip mengatakan pembicaraan tentang islah adalah hal utama yang akan dibicarakan dengan pengurus Golkar hasil Munas Jakarta. Namun menurut dia, apabila Mahkamah Partai memberikan referensi lain, itu merupakan persoalan lain.
"Kami sepakat saja agenda yang disiapkan (Golkar hasil Munas Jakarta yaitu persiapan juru runding, penyamaan visi misi, dan rekonsiliasi)," ujarnya.
Dia mengatakan tidak ada arahan khusus yang diberikan Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Jakarta Aburizal Bakrie. Menurut dia, ARB hanya memberikan pesan untuk menanyakan apa yang diinginkan kubu Munas Jakarta dalam pertemuan tersebut.
"Pak ARB menanyakan apa yang diinginkan atau penyesuaian-penyesuaian dari dua pemikiran yang ada dan berbeda," katanya.
Selain itu dia mengatakan akan dibicarakan aturan-aturan formal, setelah itu terbentuk akan dibicarakan tindak lanjutnya. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 15.45 WIB di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.
Juru runding kubu Agung Laksono yang datang yaitu Andi Mattalata, Priyo Budi Santoso, Ibnu Munzir, Agun Gunandjar Sudarsa, dan Yorrys Raweyai. Sementara itu juru runding dari kubu ARB yang datang yaitu Syarif Cicip, MS Hidayat, dan Theo L Sambuaga sedangkan Aziz Syamsuddin dan Freddy Latumahina tidak terlihat di lokasi.