REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Banda Aceh Hasnanda Putra menilai, Pemerintah Aceh kurang peduli terhadap para korban yang selamat dari bencana tsunami 26 Desember 2004.
"Sepuluh tahun sudah tsunami itu berlalu, apa yang sudah Pemerintah Aceh lakukan untuk korban tsunami," katanya di Banda Aceh, Jumat (26/12).
Hal tersebut disampaikan menanggapi renungan 10 tahun bencana gempa dan tsunami yang menerjang sebagian besar wilayah pesisir Aceh pada 26 Desember 2004.
Hasnanda Putra yang juga tercatat sebagai korban tsunami Aceh itu, menjelaskan bangunan rumah permanen yang rata-rata type 36 dan jalan-jalan di daerah tsunami dibangun masa Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR NAD-Nias) yang sebagian juga adalah hibah dari lembaga-lembaga dan negara luar.
"Sebagai warga Banda Aceh dan korban tsunami kami kecewa sekali sampai hari ini Pemerintah Aceh tidak memiliki program khusus untuk kami," katanya menambahkan.
Sementara itu, katanya untuk korban konflik hampir tidak berhenti diberikan perhatian khusus termasuk dalam pemberdayaan ekonomi dan kapasitas bagi mereka.
Yang seharusnya, Pemerintah Aceh agar memberikan keseimbangan bahwa korban tsunami juga perlu mendapat perhatian sangat khusus.
"Mohon maaf kami sampaikan kepada Wali Nanggroe, Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. Semuanya hari ini bisa menjadi pemimpin Aceh bukan hanya karena korban konflik tapi karena 220 ribu korban tsunami," katanya menjelaskan.
Oleh karena itu, Hasnanda mengharapkan Pemerintah Aceh juga turut memikirkan para korban tsunami. "Kami bukan objek, saatnya kami korban tsunami juga jadi subjek," katanya menambahkan.