Selasa 06 Jan 2015 01:16 WIB

Temukan Belatung, Pelanggan Laporkan Restoran Satai

Menu satai di salah satu rumah makan terkenal.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menu satai di salah satu rumah makan terkenal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pelanggan salah satu restoran satai ternama di bilangan Ibu Kota melaporkan pihak restoran ke Polres Jakarta Selatan, Senin (5/1). Penyebabnya, ia menemukan ulat di dalam ikan gurame yang tengah disantapnya bersama tiga rekannya, belum lama ini.

"Hari ini saya buat laporan polisi atas kejadian saya makan di satu restoran yang sangat terkenal," katanya.

Djohan melaporkan pihak rumah makan satai ternama yang masih dirahasiakannya itu dengan Undang-Undang (UU) Pangan dan Perlindungan Konsumen, setelah tidak terjadi penyelesaian melalui musyawarah.

"Sementara hak asasi manusia itu kan makan. Kita laporkan kejadian ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, atas kejadian yang menimpanya itu, ia menemui manager in charge rumah makan tersebut. Hasilnya, dibenarkan ada ulat berada di piring ikan gurame.

Setelah itu, Djohan meminta manajer itu menyampaikan agar direksi rumah makan satai ternama tersebut menghubunginya dalam dua hari untuk menyelesaikan perkara.

"Direksi mereka ada hubungi saya dan temui saya. Begitu mereka ketemu, pada pertemuan kedua saya ditawarkan makan lima sampai tujuh kali, dikasih voucher gratis," katanya. "Tapi, saya bilang, 'Kamu suruh saya makan sampai tujuh kali lagi dan masih membayangkan ada ulat di piring itu'," imbuhnya.

Djohan melaporkan kasus itu atas namanya sendiri. Tujuannya demi kemaslahatan orang banyak agar kasus serupa tidak menimpa orang lain.

"Ini restoran quality control-nya harus ditingkatkan dong. Kalau ulat warna hijau masih ulat daun, masih ulat buah dan kita masih ok lah," katanya. "Tapi, kalau ulat warna putih yang saya takut adalah apakah itu belatung. Di dalam gurame ada belatung, ini restoran terkenal di Jakarta."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement