REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Golkar Tantowi Yahya menilai selama 100 hari pertama pemerintahannya, Presiden Joko Widodo belum terlihat berupaya merangkul 'kantong-kantong wilayah' yang tidak mendukungnya dalam Pilpres 2014. Padahal menurutnya, Jokowi merupakan presiden seluruh rakyat.
"Selama 100 hari pak Jokowi belum terlihat adanya upaya merangkul 'kantong-kantong' yang tidak mendukung beliau pada pilpres lalu. Kita lihat 'blusukannya', pidato politiknya belum ada suasana merangkul," katanya di Jakarta, Senin (2/2).
Menurut Tantowi, Jokowi seolah bangga menjadi Presiden karena dukungan Koalisi Indonesia Hebat. Padahal, kata dia, ketika sudah dilantik maka Jokowi merupakan Presiden milik seluruh rakyat Indonesia.
"Dia (Jokowi) Presiden semua rakyat, Presiden milik Koalisi Merah Putih juga," katanya.
Tantowi menyarankan Jokowi agar melakukan upaya-upaya merangkul basis-basis masyarakat yang dulu bukan merupakan pendukungnya.
Lebih jauh Tantowi mengatakan bahwa partai oposisi di parlemen saat ini merasa tidak puas dengan Presiden Jokowi karena banyak program pemerintahannya yang dilakukan tanpa melalui mekanisme konsultasi dengan DPR.
Namun menurut Tantowi, rakyat memang tidak terlalu peduli dengan mekanisme konsultasi tersebut selama program Jokowi merupakan kebijakan yang populis.