REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada batasan profesi ketika harus menyelami sebagai musisi. Medis Band adalah contohnya. Band beranggotakan lima orang personel ini dalam kesehariannya ini berprofesi sebagai dokter serta berstatus sebagai mahasiswa kedokteran.
''Ini sebuah aktualisasi kegemaran kami. Tentu kami berharap band ini bisa memberikan warna tersendiri di antara banyaknya band musik pop di Tanah Air,'' kata Danny Gnawan, sang penabuh drum yang berprofesi sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin ini kepada media di Jakarta.
Dalam band ini, Danny mengajak Kris sebagai vokalis. Kris ini adalah dokter umum. Sementara ketiga personil lainnya adalah Medi pada bass, Ardio (guitar), dan Kevin (keyboard). ''Mereka bertiga ini masih menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran,'' jelas Danny.
Untuk memperkuat album ini, Medis Band menggandeng Aminoto Kosin sebagai music director. Terkait proyek album yang digarap oleh dokter ini, Aminoto mengaku tidak terlalu banyak mendapatkan kesulitan dalam menggarap album ini.
“Personel Medis Band ini basic-nya pernah sekolah musik jadi mereka dapat membaca not balok dan cepat tanggap saat diberi pengarahan,” kata Aminoto.
Daam debut albumnya, Medis Band mengusung tema yang beragam. Mulai dari tema seputar cinta hingga menyampaikan juga kritik sosial. Untuk lagu bertema kritik sosial terselip pada lagu Sirik Dengki dan Jangan Sombong. ''Kedua hal ini adalah “penyakit” di kehidupan masyarakat. Ada juga sebuah lagu berbahasa Inggris, Eleven, yang merupakan simbolisasi kesetiaan seorang pasangan yang selalu menyertai dalam kondisi apapun,'' jelas Danny.
Untuk video klip dari singel Sirik Dengki ini telah diunggah di YouTube sejak 20 Januari yang lalu. Video berdurasi 2 menit 51 detik itu tercatat telah ditonton lebih dari 33.000 orang dari berbagai penjuru tanah air. ''Harapan kita tentunya karya kami ini memberikan warna bagi musik pop di negeri ini,'' ujarnya.