REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Editor situs perjalanan Australia, Traveller, Anthony Dennis berpendapat publik Australia tak ada gunanya melimpahkan kemarahannya dengan memboikot Bali akibat ancaman eksekusi mati dua orang terpidana Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Isu seputar imbauan untuk mencoret Bali sebagai destinasi wisata dinilainya sesat, pembodohan publik, dan munafik.
"Pemerintah Indonesia layak menjadi sasaran kemarahan publik Australia, tapi Bali tidak," tulis Dennis, dilansir dari Traveller, Selasa (17/2).
Dennis secara terbuka mengatakan bahwa dia akan tetap berkunjung ke Bali akhir pekan ini. Survei menunjukkan bahwa setengah penduduk Australia bahkan tak menyadari bahwa Bali adalah bagian dari Indonesia. Setidaknya satu juta wisatawan Australia berkunjung setiap tahunnya ke Pulau Dewata.
Dennis menilai Pemerintah Federal Australia sendiri terlalu sinis berusaha memboikot Bali. Ini sebaliknya menunjukkan Australia terlalu lemah dan pantas malu bahwa yang mereka bela adalah warga negara yang melakukan pekerjaan kotor. "Jangan sampai ini menyinggung perasaan orang-orang Indonesia dan mengancam hubungan baik selama ini," tulisnya.