REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Sejumlah relawan Mer-C, Jakarta yang dipimpin dr Joserizal Jurnalis SpOt (founder Mer-C) menyambangi basecamp Syamsi Dhuha Foundation (SDF) Dago, Kota Bandung. Kedatangan para relawan itu untuk memberikan motivasi kepada para alumni dan penerima beasiswa SDF IV.
Dikatakan Eko Pratomo, Founder SDF, kehadiran para relawan Mer-C dan lembaga kemahasiswaan ITB, belum lama ini adalah dalam rangka bertukar pengalaman dan motivasi. Sehingga diharapkan, hal itu bisa memberikan semangat bagi pihak-pihak yang paling membutuhkan.
“Semua memaknai tema kasih sayang dengan lebih meresapi semangat dan nilai-nilai kerelawanan yang direalisasikan dalam berbagai program. Sehingga, hal itu dapat membantu bagi orang yang paling membutuhkan dan paling terabaikanm,” timpal Ketua SDF Dian Syarif, Rabu (18/2).
Sementara dalam kesempatan itu, founder Mer-C Joserizal Jurnalis, didaulat untuk berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada semua yang hadir. Tentunya, untuk lebih bisa merasakan kebahagiaan dan kepuasan batin saat bisa membantu sesama, khususnya para korban bencana alam atau peperangan.
Dikatakan Joserizal, semua aktvitasnya berawal dari panggilan jiwa. Diakuinya, kala kecil dirisnya sudah tertarik untuk bisa menjadi seseorang yang bisa menolong orang lain yang kesusahan tanpa pamrih.
“Semasa kecil, saya juga suka berkelahi. Namun, itu lebih untuk memupuk keberanian dan menyukai tantangan,” katanya. Tak heran, kala masih dibangku kuliah pun Jose muda sudah aktif menggalang gerakan yang bermisi kemanusiaan sesuai bidangnya kedokteran.
Dikatakan Joserizal, saat ini, Mer-C beranggotakan para relawan medis dan non medis yang berada di garis terdepan maupun yang mendukung di belakang. Ruang geraknya, kata dia, tak hanya berskala nasional, tapi juga internasional.
“Setiap orang akan mati. Tapi dia dapat memilih mati tanpa sempat melakukan apa-apa, atau mati dalam keadaan sedang membantu orang lain. Tentu saja, tiap kali masuk daerah bencana ataupun medan perang, perlu strategi maupun perencanaan yang matang,” katanya.
Hal ini, kata dia, agar misi kemanusiaan bisa terlaksana dengan tetap perhatikan aspek keamanan para relawannya. “Saat ini Mer-C telah menyalurkan sumbangan rakyat Indonesia senilai Rp. 120 miliar untuk mendirikan RS Indonesia pertama di Gaza, Palestina,” katanya.
Walau dengan medan dan kasus yang berbeda, SDF pun ingin belajar dan membekali para relawannya yang berlatar belakang medis maupun non medis, dengan semangat dan nilai-nilai kemanusiaan seperti itu. “Adalah sangat penting untuk mengetuk pintu nurani kita, agar bisa memahami pesan yang Tuhan duberikan, bisa menjadi seperti yang Dia inginkan dan melakukan penugasan seperti yang dikehendakiNya,” kata Dian.
Pembekalan seperti inilah, kata Dian, yang harus diberikan kepada kaum muda sebagai sang penerus agar dapat menjamin keberlangsungan dan meningkatkan kebermanfaatan SDF bagi masyarakat luas. Melalui berbagai program yang didedikasikan juga untuk para penerima Beasiswa SDF baik yang berstatus mahasiswa atau pelajar, diharapkan dapat memberikan soft skill dan kepekaan sosial yang menjadikan kaum muda tersebut tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga secara emosional dan spiritual. Kelak diharapkan mereka semua dapat meraih sukses mulia, bermanfaat bagi Tuhan dan sesama.