REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai provinsi Papua jauh lebih aman dari wilayah lainnya di Indonesia. Di Papau, tidak ada geng motor yang meresahkan masyarakat seperti daerah lain, seperti Jakarta. Lalu, bagaimana dengan Kota Depok yang dalam dua bulan terakhir dihantui oleh aksi pembegalan?
Salah seorang warga Depok, Suhardi (35) mengaku saat ini Depok dalam level keseraman tingkat tinggi. Setiap masyarakat yang pulang dan pergi, Jakarta-Depok harus hati-hati jika malam sudah agak larut.
"Kemarin-kemarin saya biasa pulang malam sendirian, tapi sekarang sudah enggak berani. Ngeri pembegalan," kata lelaki yang mengaku tinggal di Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Kamis, (26/2).
Jika dibandingkan, kata dia, saat ini Jakarta jauh lebih aman dari Depok. Meski begitu, dia mengkhususkannya pada aksi pembegalan. Sebab, aksi pembegalan di Depok tidak hanya sekali. Apalagi, pelaku tidak hanya mengincar barang, namun juga melukai. "Lebih baik saya mengalah dulu (jalan di tengah malam)," kata dia.
Humas Pemerintah Kota Depok, Nasrudin mengakui jika Depok sempat tidak aman karena digemparkan aksi pembegalan. Namun, ia mengklaim saat ini sudah mulai aman.
"(Tak aman) Mungkin karena secara kualitas banyak (korban begal) yang terbunuh, kalau sekarang sih sudah merasa terbiasa. beberapa hari terakhir sudah agak aman," katanya.
Saat ini, kata dia, mereka sudah bekerjasama dengan Kepolisian dan TNI untuk menjaga kemanan. Mereka ingin mencegah dini prilaku pembegalan dengan mengamankan masyarakat. "Kita kerjasama 3 pilar, ada Babinsa, Babinkamtibmas, dan siskamling," katanya.
Hingga Kamis malam, polisi masih menggelar razia gabungan di Depok. Tak tanggung, razia langsung dipimpin oleh Kapolda Metro Jaya. Razia dilakukan di titik antara Depok dan Jakarta Selatan, ujung jalan Margonda Raya. Setiap kendaraan dari Jakarta yang masuk jalan Margonda langsung dihentikan dan diperiksa semua barang bawaannya. Bahkan, pada saat razia itu, salah seorang pengendara mengaku hendak dibegal sebelum masuk Depok.