REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Azis Hidayat mengaku heran dengan tingginya harga beras di pasaran saat ini karena produksi panen komoditas tersebut mencukupi kebutuhan.
"Pak Menteri sudah menurunkan tim dalam rangka panen padi dan ternyata hasilnya bagus, berarti tidak ada alasan harga beras mahal, karena produksinya cukup," katanya usai menghadiri panen raya padi di Bulak Kalipakel, Desa Donotirto, Kabupaten Bantul, DIY, Kamis (5/3).
Menurut dia, sampai saat ini belum mengetahui penyebab mahalnya harga beras di pasaran, karena menurutnya sebelumnya harga beras kenaikannya tidak setinggi ini.
"Ini dalam sejarah harga beras sampai Rp10.500 per kilogram, makanya kita mengimbau mudah-mudahan harga beras segera turun, karena sebetulnya produksi (padi) kita sudah cukup," katanya.
Untuk mengatasi permasalahan tingginya harga pangan ini, menurut dia, tim dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah membentuk tim audit untuk mengecek ketersediaan stok beras baik di gudang Bulog maupun stok di masing-masing daerah.
"Memang manajemen stok ini harus ditingkatkan, karena kalau memang kita ingin tahu berapa sih stok beras nasional kita, harus dilakukan audit stok, dan berapa sih stok di rumah tangga dan gudang beras maupun Bulog," katanya.
Ia juga mengimbau, kepada pihak terkait dalam permasalahan pangan ini agar berkomitmen untuk tidak memberatkan konsumen maupun rakyat kecil dengan tidak memanfaatkan situasi demi keuntungan sendiri.
"Karena ini masalah pangan, maka kepada para pihak kita imbau bersama-sama berkomitmen agar harga beras tidak memberatkan konsumen, apalagi di tingkat petani harganya stabil sekitar Rp4.500 per kilogram," katanya.