Jumat 06 Mar 2015 15:13 WIB

Ani Yudhoyono Bisa Diusung Sebagai Calon Ketum Demokrat, Tapi...

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bayu Hermawan
 Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi istri Ani Yudhoyono (kanan) dan Ketua Harian Syarief Hasan (kiri) usai menghadiri Rapat Konsolidasi DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Jumat (28/11). (Antara/Wahidin)
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi istri Ani Yudhoyono (kanan) dan Ketua Harian Syarief Hasan (kiri) usai menghadiri Rapat Konsolidasi DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Jumat (28/11). (Antara/Wahidin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok mengatakan peluang bagi siapapun kader Partai Demokrat untuk menjadi ketua umum masih terbuka lebar. Bahkan bisa saja Ani Yudhoyono diusung menjadi calon ketua umum.

Hal tersebut disampaikan Ahmad Mubarok menanggapi peluang Ani Yudhoyono untuk diusungkan dalam bursa calon ketua umum, Ahmad menerangkan itu boleh saja. Melihat peran mantan Ibu Negara itu di Partai Demokrat. Hanya saja, dikatakan dia, aktivitas SBY tentunya mewajibkan Ani selalu berada di samping SBY.

"Bisa saja. Tapi, masa membiarkan Pak SBY tidak didampingi beliau (Ani). Pasti beliau, sebagai istri selalu di samping Pak SBY," katanya.

Ia memastikan saat ini pintu calon Ketua Umum Partai Demokrat masih terbuka. Sebab belum bisa dipastikan apakah Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan kembali bersedia diusung menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Mubarok menilai, rencana aklamasi pencalonan incumbent, hanyalah untuk menjaga kondisi internal Partai Demokrat tetap dingin. Sebab menurutnya saat ini ada tren politik belah bambu di internal partai politik.

"Beliau (SBY) itu bukan orang yang suka ngotot. Bisa saja nanti, beliau menolak," katanya saat dihubungi Republika, pada Jumat (6/3).

Ia menjelaskan, banyak alasan soal penolakan SBY kembali memimpin partai. Salah satu yang penting, ialah soal regenerasi kepemimpinan. Sebab, dikatakan dia, organisasi politik tentu menyimpan individu yang punya kompetensi untuk memimpin partai tersebut.

Alasan lainnya, ialah soal siapa itu SBY. Diterangkan Mubarok, tanpa SBY partai itu tentu tak bakal ada. Kiprah mantan Presiden RI ke-6 itu dalam arena politik tentunya, dikatakan dia sudah tidak harus lagi berada di paling depan. Itu mengapa, menurutnya terlalu rendah bagi SBY untuk kembali duduk di kursi Ketua Umum Partai.

Apalagi, peran global SBY dalam organisasi internasional. Saat ini SBY memang didaulat sebagai Chair of the Council Global Green Growth Institute (GGGI), sebuah organisasi global di bidang pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan.

Aktivitas di forum internasional itu, tentunya, menurut Mubarok bakal menyita banyak waktu. Ia mengatakan, SBY lebih bisa dipantaskan sebagai ikon inspirasi ketimbang politikus lokal.

"Tentunya, beliau akan lebih terhormat kalau di tempatkan sebagai ketua semacam Dewan Syuro. Saya rasa nantinya seperti itu," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement